Pages

Monday, August 29, 2016

Generasi Millenial, Dari Pendidikan, Karir, Sampai Media Sosial


Istilah Generasi Millenial saat ini semakin sering digunakan untuk menunjuk pada suatu generasi yang lahir sekitar tahun 1981 sampai dengan awal tahun 2000an. Sebelumnya, generasi ini juga sering disebut dengan generasi Y atau disingkat Gen Y. Mengapa disebut millenial? Karena generasi ini lahir menjelang pergantian milenium baru, yaitu peralihan dari periode 1000 tahunan. Sebenarnya apa yang cukup menarik dari topik pembicaraan terkait Generasi Millenial ini? Banyak sekali jawabannya.



Sumber gambar: www.forbes.com

Generasi Millenial seringkali dibanding-bandingkan dengan generasi sebelumnya atau generasi orang tua mereka, yang dikenal dengan sebutan Generasi X atau Gen X yang lahir sekitar tahun 1960 sampai dengan tahun 1980an. Memang faktanya, dalam rentang waktu Gen X dan Generasi Millenial sangat banyak terjadi perkembangan dan perubahan yang tentu saja ikut mengiringi pertumbuhan Generasi Millenial ini. Salah satunya yaitu perkembangan teknologi. Jadi, tidak heran jika orang tua kita sering berkata "Dulu zaman Ayah/Ibu masih susah banget, sekolah harus jalan kaki jauh, belajar pakai lampu sumbu, belum ada listrik, apalagi televisi". Hal tersebut menunjukkan seberapa jauhnyanya perkembangan yang telah terjadi di dunia, pada rentang waktu antara generasi X dengan generasi Millenial menghabiskan masa muda mereka.

Generasi Millenial: Pendidikan Tinggi dan Kreativitas

Saat ini, pendidikan merupakan salah satu fokus utama dari Generasi Millenial. Tidak heran jika anak muda zaman sekarang banyak yang mengenyam pendidikan tinggi. Sarjana atau S1 sudah sangat biasa, jadi banyak dari mereka yang langsung melanjutkan ke jenjang S2. Bahkan, doktor-doktor muda semakin banyak bermunculan. Pentingnya pendidikan memang tidak terlepas dari pola pikir orang tua dari Generasi Millenial, dimana mereka ingin anak-anaknya menikmati pendidikan setinggi mungkin. Hal ini bisa jadi karena dua alasan: 1. Orang tua memiliki pengalaman bahwa pendidikan tinggi akan sangat bermanfaat bagi karir anak-anaknya kelak 2. Orang tua ingin pendidikan anaknya melebihi apa yang telah mereka capai. Pada dasarnya, orang tua ingin yang terbaik bagi kehidupan anak-anaknya.

Selain pendidikan formal, pendidikan non formal juga menjadi bekal bagi Generasi Millenial. Sehingga tidak jarang sejak kecil mereka mendapat pendidikan tambahan berupa les atau kursus untuk menambah keterampilan dan mengasah kreativitas. Hal ini merupakan kesempatan yang jarang didapatkan oleh generasi orang tua mereka.

Karir Generasi Millenial: Gaji Besar atau Jadi Entrepeneur?

BBC.com menyebutkan bahwa menurut Resolution Foundation, pendapatan anak muda dibawah usia 35 tahun di Inggris, per tahunnya sekitar £8.000 (sekitar Rp 140 juta) lebih sedikit dibanding para pekerja generasi X ketika mereka berusia 20 tahunan. Jika pendapatan kaum millennial mengikuti jejak yang sama dengan generasi X, pendapatan rata-rata karir mereka seharusnya sekitar £825.000 (sekitar Rp 14 milyar). Hal ini akan membuat mereka menjadi generasi pertama yang berpenghasilan lebih sedikit dibandingkan generasi sebelumnya sepanjang perjalanan karir mereka dan akibatnya, masalah-masalah ini yang kerap ditemui:
Faktanya, bukan hanya di Inggris, namun di Indonesia saat ini juga mengalami hal yang serupa. Banyak generasi muda dengan pendidikan tinggi yang menganggur. Salah satu alasannya karena mereka pilih-pilih pekerjaan yang ternyata tidak dapat membayar dengan jumlah sesuai dari yang mereka ekspektasikan. Jadi benarkah Generasi Millenial berpenghasilan lebih sedikit? Jawabannya belum tentu.


Sumber gambar: www.sorecruit.com

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, selain dibekali dengan pendidikan, Generasi Millenial juga memiliki kreativitas sebagai modal mereka. Jadi, tidak heran jika banyak dari mereka memilih untuk mendirikan usaha sendiri atau menjadi entrepreneur, dan bekerja mandiri tanpa bergantung pada perusahaan. Penghasilannya? Kemungkinan lebih besar dari yang bisa mereka dapatkan jika bekerja pada satu perusahaan.

Selain pendidikan, kreativitas menjadi salah satu modal yang harus dimiliki Generasi Millenial. Di generasi inilah tumbuh istilah Industri Kreatif, terjemahannya secara bebas dapat diartikan sebagai industri yang dihasilkan dari ide-ide dan daya kreativitas. Mungkin setelah revolusi industri yang memberikan pengaruh sangat besar bagi Generasi X, maka revolusi kreativitas akan menjadi icon dari Generasi Millenial. Hal ini tentu tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi yang terjadi sejak tahun 1990an sampai saat ini sehingga kreativitas Generasi Millenial sangat didukung dengan alat bantu dan kemudahan-kemudahan. Lahirnya desainer-desainer muda yang berbakat, ahli teknologi informasi, ahli sinematografi dan fotografi menunjukkan betapa semaraknya kreativitas yang dimiliki Generasi Millenial.

Yang Booming pada Generasi Millenial: Media Sosial

Sumber gambar: moneter.co.id

Salah satu yang menjadi ciri khas Generasi Millenial adalah media sosial. Media sosial yang tumbuh dan berkembang sejak tahun 2000an setelah adanya internet, dapat dibilang menjadi tonggak perubahan besar dalam cara berkomunikasi. Jika dulu komunikasi dilakukan hanya secara personal, orang per orang melalui surat dan telepon, maka saat ini komunikasi dapat dilakukan dengan ribuan orang di seluruh dunia melalui jejaring sosial. Beberapa media sosial yang digunakan dalam beberapa periode antara lain Friendster (booming awal tahun 2002-2008), Facebook (awal tahun 2008 sampai sekarang), Twitter (booming sekitar tahun 2009-2013), Instagram dan Path (awal 2013 sampai sekarang), dan Youtube.

Salah satu isu yang sedang ramai beberapa saat yang lalu, vlognya awkarin, seorang remaja yang membuat video kesehariannya dengan teman-teman, dengan cerita yang entah nyata atau hanya drama semata, dan menggunggahnya di Youtube menjadi bahan perbincangan netizen. Bagaimana tidak, mereka mengaku dengan membuat vlog dan me-monetize akun youtubenya, mereka dapat mendapatkan penghasilan jutaan rupiah perhari. Ditambah lagi dengan munculnya banyak selebgram, atau pemilik akun instagram yang memiliki banyak followers. Dari banyaknya followers yang bahkan mencapai jutaan, mereka mendapat tawaran untuk mengendorse produk-produk dengan hanya mengupload foto mereka di akun instagram. Melalui endorsement tersebut, seorang selebgram bisa dibayar sampai puluhan juta rupiah sekali upload satu foto! Ya, inilah kekuatan media sosial di tangan Generasi Millenial.

Sumber gambar: makeawebsitehub.com

Bisa dikatakan, dengan media sosial, saat ini menjadi seleb itu mudah. Ada ask.fm yang bisa dijadikan sarana "fans" untuk menanyakan berbagai pertanyaan ke "seleb"nya. Ada snapchat untuk membagikan konten video dan foto untuk followersnya, serta bigo live yang bisa digunakan untuk berinteraksi dengan orang-orang melalui video secara langsung. Dapat dikatakan bahwa Generasi Millenial memiliki akses informasi dan komunikasi yang sangat luas dengan media sosial ini, bahkan menjadikan media sosial sebagai sumber penghasilan bagi mereka. Suatu kemewahan yang tidak dimiliki oleh generasi sebelumnya.

Generasi Millenial memang sudah ditakdirkan untuk lahir bersamaan dengan perkembangan teknologi. Ibarat seorang pendekar yang terlahir dengan dibekali senjata pamungkasnya. Akan tetapi, jika mereka tidak belajar dan terus berlatih menggunakannya, maka senjata tersebut tidak akan bermanfaat bagi mereka. Meskipun di balik itu semua, Generasi Millenial harus berusaha keras agar tetap survive di tengah ketatnya persaingan untuk mempertahankan eksistensi mereka.
 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com