Pages

Thursday, November 22, 2012

Wednesday, November 14, 2012

Kejar-kejaran Pagi ala James Bond

Tiada pagi yang lebih indah dan penuh semangat selain pagi menjelang long weekend, libur 4 hari. Sayangnya, saking terbawa suasana santai menjelang libur, saya terlambat mandi pagi karena keasyikan nonton TV. Otomatis terlambat mandi ini berimbas pada rentetan aktivitas pagi berikutnya, terlambat sarapan, terlambat menyiapkan motor, dan terlambat berangkat ke kantor. Alhasil yang biasanya pukul 7 kurang 5 saya sudah berangkat, pagi ini baru pukul 7 lewat 3 saya keluar dari gerbang rumah. Meskipun berbeda 8 menit, tapi ketika sampai di jalan raya macetnya sungguh berbeda jauh, namanya juga Jakarta. Hal ini yang membuat saya sedikit panik. Biasanya saya membutuhkan waktu sekitar 20-25 menit untuk sampai ke kantor, tetapi dengan start yang terlambat, dan kondisi macet yang aduuduuuuh ini bisa-bisa saya tiba di kantor lewat dari pukul 7.30.

Namun, kadang macet membawa inspirasi. Hahaha... Tiba-tiba saya teringat film Skyfall, seri dari James Bond yang saya tonton beberapa hari lalu. Triiiiing... Saya tentukan target yang mau dikejar, Ibu-ibu berjaket putih yang mengendarai motor beberapa meter di depan saya. Si Ibu cukup gesit, salip kanan, salip kiri, ada celah sedikit langsung dia ambil. Cukup sulit. Tapi dengan aksi ala James Bond, saya berusaha mengejarnya.

Sampai di jalan pinggir tol Kebon Jeruk yang lebar dan bebas macet, si Ibu berjaket putih melaju dengan kencang. Duh! Saya jadi deg-degan juga mengejarnya. Hahaha... Saya berusaha ngebut, namun tetap memperhatikan kendaraan lain di kanan-kiri (aksi sih aksi, tapi jangan sampai mengancam diri sendiri juga yaa :p). Akhirnya di depan pintu keluar Tol Kebon Jeruk yang cukup tersendat, saya berhasil mengejar si Ibu! Yeay! :))


Namun ternyata euforianya hanya sebentar, karena si Ibu berjaket putih tiba-tiba mendapat celah di sebelah kanan, dan berhasil menyalip saya lagi. -____- Huh, saya berniat mengejarnya lagi sampai tiba di belokan setelah terowongan Jalan Panjang ternyata, jreeeeeng....berjajarlah ribuan motor dan mobil sejauh saya memandang alias M.A.C.E.T.T.O.T.AL. Saya lihat jam tangan ternyata sudah pukul 7.25, jarak ke kantor sekitar 2 KM lagi, kalo macet begini sih bisa-bisa sampai kantor pukul 7.40an. Hilang sudah semangat mengejar si Ibu berjaket putih. Terserahlah si Ibu sudah sampai mana. Saya justru lebih deg-degan takut terlambat sampai kantor.

Tapi namanya juga James Bond, saya sudah biasa lewat gang-gang tikus alias jalan alternatif rahasia yang terhubung langsung ke kantor :D Dari jalanan yang super macet itu, saya belok kanan, masuk perumahan, gang-gang sempit, dan taraaaaa...saya tiba di kantor. Sampai parkiran pukul 7.29, langsung buru-buru naik tangga ke lantai 2 daaaaan, yess!! 07.30. Saya tidak terlambat. :)


Sunday, October 28, 2012

Choco Sprinkle Flakes

Ini adalah salah satu kue yang saya buat pada saat Lebaran yang lalu. Cara membuatnya mudah sekali. Rasanya pun enak, bahkan sangat cocok buat cemilan sehari-hari.



Bahan-bahan:

1 Kotak Corn Flakes
1 Kotak Cokelat Batangan
1 Bungkus Sprinkles (Tersedia di toko bahan-bahan kue dengan berbagai jenis bentuk)



Cara Membuat:
  • Iris cokelat menjadi ukuran dadu kecil-kecil, masukkan ke dalam mangkuk anti panas.
  • Letakan mangkuk yang berisi potongan tersebut ke dalam panci yang berisi air. Sesuaikan agar air tidak masuk ke dalam mangkuk dan tercampur dengan cokelat ketika air meluap ketika dipanaskan.
  • Nyalakan api kecil dan tunggu cokelat mulai melunak, aduk hingga rata.








  • Masukkan Corn Flakes ke dalam mangkuk yang ukurannya cukup besar, tuangkan cokelat yang sudah mencair, aduh hingga seluruh Corn Flakes dilapisi cokelat.



  • Satukan Corn Flakes yang sudah dilapisi cokelat dengan menggunakan sendok, lapisi dengan kertas pelapis kue.
  • Taburkan sprinkles di atasnya.
                         

  • Masukkan ke dalam lemari es agar cokelat mengeras lagi. Choco Sprinkle Flakes siap disajikan :) 







Thursday, October 25, 2012

Minta LIKE nya doong Kakak :3

Iseng-iseng motoin si Ponakan buat ikut Magic Moment Bersama Sunlight. Repot juga ngatur posenya, secara dia bergeraknya gesit banget kayak belut -__-". Akhirnya dapetlah beberapa foto ini.

Nah, temen-temen, minta LIKE nya yaa, klik link di bawah ini, terus klik "I Like This Story" di pojok kanan bawah ceritanya. Hehehe.. Terimakasiiih :D


http://food.detik.com/read/2012/10/24/182435/2072128/1439/mamaku-nggak-takut-lagi-ketempatan-arisan

Monday, October 15, 2012

Pageviews Blogger Berubah Jadi 0

Ada yang aneh waktu buka blog saya pagi ini, tiba-tiba deretan popular posts di sebelah kiri, yang biasanya ada 10 baris, sekarang hanya tinggal bersisa 3. Apalagi sewaktu saya melihat angka pageviews yang awalnya seingat saya sudah mencapai lebih dari 33.000 hits, sekarang hanya tinggal 14 pageviews saja. Akan tetapi, ternyata bukan hanya saya yang mengalaminya, melainkan seluruh pengguna blogger. Hal ini saya ketahui ketika mencoba googling dan melihat banyak keluhan yang sama dari pengguna blogger. Ya, hari ini seluruh pageviews blogger tereset mulai dari 0.


 
Bagi sebagian pengguna blogger, pageviews mungkin merupakan salah satu motivasi dalam ngeblog. Mengetahui bahwa tulisan-tulisan kita dibaca oleh banyak orang tentu sangat menyenangkan. Apalagi menurut saya statistik bawaan langsung dari blogger ini lebih akurat dari widget-widget hits counter lainnya. Jadi, agak kecewa juga kenapa tiba-tiba seluruh history pageviews lenyap begitu saja.


 

Sampai saat ini belum ada konfirmasi apakah terjadi error pada sistem atau memang blogger sengaja mereset seluruh pageviews di blog. Semoga saja masalah ini dapat diatasi dan pageviews dapat kembali seperti semula.

Wednesday, September 26, 2012

Happy Cubicle

Kubikel. Sudah tujuh bulan saya akrab dengan benda kotak-kotak ini. Bukan mau kampanye pilgub DKI lho ya, karena pilgubnya juga udah lewat tuh.

Sejak mulai bekerja saya harus terbiasa dengan si kubikel ini. Di mana tiap harinya kita duduk di hadapan komputer dengan tiga sekat yang mengelilinginya. Kalo lagi duduk, nggak keliatan deh tuh penampakan temen-temen di sekitar kubikel.

Sumber gambar dari sini

Sebenernya banyak cara yang bisa bikin suasana kubikel nyaman untuk ditempati selama 5 hari dalam seminggu, antara lain begini:
  1. Jaga selalu kebersihan dan kerapian kubikel beserta meja kerja. Nggak mau kan tempat kita kerja keliatan jorok dan berantakan. Selain bikin nggak enak dipandang, kubikel yang berantakan juga bisa jadi sasaran tikus dan kecoa untuk jadi tempat main lho... Hiii, bahaya juga kalo kita jadi sakit gara-gara hewan-hewan tersebut. 
  2. Kalo suka mendengarkan musik, kubikel bisa jadi tempat karaoke pribadi kita. Hihi... Tapi menyalakan musiknya jangan terlalu keras karena bisa mengganggu teman sebelah. Belum tentu selera musik teman kita sama dengan kita kan...
  3. Sediakan cemilan. Kalo sedang banyak kerjaan tentu kita jadi lebih cepat merasa lapar, solusinya kita bisa menyimpan cemilan di toples kecil yang tertutup rapat. Namun, jangan asal menyimpan cemilan karena bisa saja cemilannya dimakan tikus karena kita lupa menyimpannya di laci.
  4. Jalin hubungan yang baik dengan tetangga kubikel. Nggak mau kan kita cuma bersarang di kotak itu aja sepanjang hari. Dengan keakraban, suasana kubikel jadi tidak membosankan karena kita bisa ngobrol dengan teman-teman di sebelah juga.
  5. Pasang foto. Terserah, mau foto keluarga, foto sama pacar, foto sama teman-teman, pokoknya foto orang-orang yang bisa jadi motivasi kita dan bikin kita happy setiap ngeliatnya. Hehehe...
  6. Gunakan post it warna-warni untuk mencatat kerjaan-kerjaan yang harus dilakukan. Ini sih supaya keliatan lebih seger aja warna-warni gitu, daripada satu warna aja :p
Nah itulah beberapa tips dari saya untuk menjadikan kubikel sebagai tempat yang asik untuk bekerja. Jadi jangan biarkan suasana kubikel menghalangi semangat dan keceriaan kita dalam bekerja. Happy cubicle :))

Saturday, September 15, 2012

Kuda-kudaan Beroda?

Hari ini keponakan saya, Firas Malik Ghassani ulang tahun yang ke-1. Yeaay nggak kerasa ya udah setahun aja ni bocah. Udah makin pinter, bisa segala macem. Bisa nunjuk-nunjuk gambar hewan di buku kalo kita sebutin nama-nama hewannya, bisa nyuapin saya pake makanan dia -__-", bisa bilang "Allahu Akbar" sambil memperagakan orang lagi takbiratul ihram, memperagakan keramas sambil ngucek-ngucek rambutnya, memperagakan gosok gigi, daaaan banyak lagi macem kelakuannya.

Sebagai tante satu-satunya dan tante yang baik hati tentunya saya udah jauh-jauh hari berencana mau ngasih kado ke bocah ini. Malah dari sebelum dia lahir saya udah mikir kalo nanti punya keponakan laki-laki mau dibeliin......kuda-kudaan. Alhamdulillah sekarang kesampean deh. (Sebenernya sih ini pelampiasan karena waktu kecil saya gak punya kuda-kudaan, hahaha).

Ya, kuda-kudaan emang mainan anak-anak sepanjang masa. Saat ini bentuknya pun sudah mulai bervariasi. Kalo dulu cuma terbuat dari kayu atau rotan, sekarang banyak kuda-kudaan yang terbuat dari karet maupun plastik.

Beberapa minggu sebelumnya saya searching di internet mencari info harga dan tempat jual kuda-kudaan sebagai patokan harga jika saya mau membeli nanti. Kebetulan, ternyata di toko mainan dekat rumah waktu itu saya lihat ada yang menjual jenis kuda-kudaan yang saya mau beli itu.

Akhirnya tadi malam saya sengaja ke toko mainan yang sering saya lewati tersebut. Tapi sayang, ternyata kuda-kudaan yang saya inginkan sudah terjual :( akhirnya saya hanya survey harga saja di sana, kata penjualnya harganya 170 ribu. Saya pun melanjutkan perburuan kuda di malam hari. Hehehe

Ketemu lagi 1 toko mainan yang cukup besar di daerah Jalan Haji Mencong, Ciledung, dan barang yang saya cari ada di sana! Asiiik. Tapi setelah saya lihat barangnya, saya mengurungkan niat untuk membelinya karena kuda-kudaan tersebut hanya tinggal satu-satunya dan ada sedikit pecah di bagian tempat duduknya. Awalnya penjual menawarkan 180 ribu, tapi karena retak Ia diskon jadi 165 ribu. Malaaas ah masa barang udah rusak gitu mau dibeli juga.

Saya pun mencari lagi, siapa tau masih ada toko lain yang menjual. Akhirnya sampailah saya ke Pasar Ciledug. Seingat saya di sana banyak toko di pinggir jalan yang menjual sepeda, siapa tau ada yang jual mainan anak-anak juga. Dan dugaan saya benar! Nggak perlu lama mencari, di sana ada khusus toko yang menjual mainan kendaraan anak-anak. Macam-macam bentuknya, ada yang mobil-mobilan, kuda-kudaan, ayam-ayaman, dan sebagainya. Tentu saja kuda-kudaan yang saya maksud dijual juga di sana. Senangnyaa :D

Mula-mula di penjual menawarkan kuda-kudaan dengan harga 200 ribu. Woow mahal bener. Terus saya bilang "pasnya aja deh Bang berapa". Dia jawab 160 ribu. Dalam hati saya bilang wah udah murah nih, di toko sebelumnya aja udah didiskon ditawarinnya 165 ribu. Terus saya tawar lagi "150 ribu ya Bang". Eh langsung diiyain sama Abangnya. Saya jadi mikir waduh kemahalan nggak ya, kok langsung diiyain aja. Hahahaha... (Dilema tukang nawar, kalo langsung diiyain bakal ngerasa masih kemahalan aja).

Karena udah terlanjur sepakat ya sudah. Si Abang penjualnya langsung memasangkan baterai untuk lampu dan musik kuda-kudaannya. Katanya udah murah harga segitu, dikasih harga toko udah mau tutup aja karena udah malem (dan bener, pas saya cek lagi di online shop harganya berkisar 160-195 ribu). Setelah dibungkus plastik, saya membayar dan membawa pulang kuda-kudaannya naik motor, dibonceng teman saya. Hahaha...

Dan inilah penampakan kuda-kudaan beserta bocah yang ulang tahunnya pagi ini, pas dia baru  bangun tidur:


Rodanya dikebawahin, jadi mobil-mobilan


 Kuping kudanya bisa nyala dan ada musik ala koboy


Ada pengaman di tempat duduknya


Rodanya dilipet ke atas, jadi kuda goyang deh



Hiii bangun tidur langsung main kuda-kudaan :p



Selamat ulang tahun yaa Firosrosfi :D

Friday, August 10, 2012

Modelnya Galau


Ketika sedang iseng browsing internet, tiba-tiba saya melihat sebuah foto yang sebenarnya sih biasa aja. Sampai saya merasa ada yang agak aneh dengan foto iklan salah satu gadget yang sangat terkenal. Dalam foto tesebut ada dua orang model yang sedang memamerkan produk gadget yang (ehem) saya kepingin banget :p Hehehe.. 
 
Sumber gambar klik di sini

Tapi bukan itu yang aneh, coba deh liat kostumnya. Yap, saya kok jadi bingung ini modelnya sebenernya perempuan apa laki-laki karena mereka memakai peci hitam seperti yang sering dipakai Bapak saya kalo sholat, di atas kerudung mereka. Duh! Apa modelnya lagi galau ya? Hehehe..



*Maaf postingannya lagi geje, belum dapet THR sih ^,^v

Friday, July 20, 2012

Ini Ramadhanku, Mana Ramadhanmu? :D

Ramadhaaan dataaang... Semua pun senaaaang...

Alhamdulillah Ramadhan sudah menghampiri kita lagi. Cepat banget, rasanya baru kemarin bulan Ramadhan yang diisi dengan kesibukan kompre, ngantri wisuda, buka puasa bareng temen-temen kuliah. Sekarang bertemu lagi dengan Ramadhan dengan kondisi yang berbeda, sudah lulus kuliah dan mulai bekerja. Ya, Ramadhan memang penuh berkah dan cerita sehingga kedatangannya pun selalu dinanti.

Yang paling saya syukuri, tahun ini saya bisa berpuasa bareng keluarga di rumah. Bersyukur banget, karena kalo melihat teman-teman yang tinggal jauh dari keluarga di bulan Ramadhan ini pasti rasanya sepi. Kebetulan saya juga pernah merasakannya waktu saya ngekos dulu (meskipun ngekosnya ternyata cuma sebulan sih, hehehe). Ceritanya tahun 2008 yang lalu saya baru diterima di Universitas Indonesia, otomatis saya harus ngekos di Depok karena gak kuat deh tiap hari pulang-pergi dari rumah. Nah, pada waktu itu kebetulan bertepatan dengan awal Ramadhan. Haaah, sedih pokoknya kalo puasa di kosan. Nyari sahurnya itu lhooo yang males. Akhirnya dulu saya biasa beli makan malam sekaligus untuk makan sahur, biar gak perlu keluar beli makan sahur lagi. Misalnya, saya beli daging cincang dari warung nasi padang satu porsi. Kebetulan satu porsi itu lumayan banyak, gak habis dimakan sendiri. Jadilah saya simpan di kulkas sisanya untuk dihangatkan pada saat sahur. Hehehe... Sekedar tips buat anak kosan dalam menghadapi bulan Ramadhan nih. Tapi ternyata, takdir berkata lain, saya hanya menghabiskan kurang dari seminggu berpuasa di kosan karena setelah itu saya diterima di STAN dan....GAGAL NGEKOS deh.

Selain cerita Ramadhan di kosan, Ramadhan tahun 2011 kemarin juga cukup berkesan. Kenapa? Karena tahun kemarin itu angkatan kami lagi sibuk-sibuknya. Tsaaah... Awalnya kami masih agak santai karena ujian kompre kami kira akan diadakan setelah Lebaran, sampai ada suatu berita kejutan: Kompre dimajukan jadi sebelum Lebaran. Jegeeeeerr... Panik dong ya. Mulai deh kami ngadain belajar bareng, tentir bareng, dan lain-lain bareng (ngerumpi pas tentir bareng, sibuk nyiapin buka puasa pas tentir bareng :p), pokoknya heboh. Tapi Alhamdulillah kami bisa ngelewatin ujian tentir tersebut meskipun ujiannya pada saat bulan puasa.

Setelah tenang melewati kompre, ternyata ada satu kehebohan lagi di Ramadhan tahun kemarin. Yang ini bener-bener heboh: Antre Wisuda Spesialisasi Akuntansi Pemerintahan Lulusan 2011. Ckckck.. Bayangkan, demi mendapat 1 "golden ticket" dua pendamping, anak-anak rela dateng ke lapangan kampus jam 1 pagi. Ya, jam 1 pagi. Bahkan, sahur aja belom. Sampai kami sahur bareng di lapangan tersebut menunggu antrean dibuka jam 5 pagi. Ah, miss that moment so much! Kalo mau baca cerita lengkapnya bisa diliat di sini.

Ramadhan memang bulan yang spesial. Suasananya spesial, mulai dari sahur bareng keluarga, pesantren kilat (waktu jaman sekolah dulu), nyari ta'jil di pasar sore bareng temen-temen, tarawih bareng ke masjid. Makanannya pun serba spesial, meskipun mungkin sebenarnya makanan biasa saja. Segala sajian segambreng deh itu di meja waktu buka puasa, sirup, es kelapa, teh manis, minuman kreasi sendiri, kurma, cireng buatan mama saya (serius lho, saya sukaa banget buka puasa pake cireng), bakwan, lumpia, kolak, kue-kue, dan sebagainya. Nyaaamm... Spesial!

Tapi bagaimanapun, hal yang paling penting pada bulan Ramadhan ini yaitu peningkatan ibadah kita. Mumpung pahala ibaratnya lagi diobral besar-besaran. Jangan sampe Ramadhan cuma dilewatkan begitu aja dengan tidur siang sepanjang hari. Rugi laaaaaah yaaaaw :))

*******-.Marhaban Yaa Ramadhan 1433 H.-*******


Friday, July 6, 2012

DJPBN, Bukan DJPB (?)

Sebagai lulusan STAN, saya sudah sangat akrab mendengar Direktorat Jenderal Perbendaharaan karena banyak teman-teman saya yang ditempatkan di Instansi tersebut. Biasanya saya dan teman-teman menyingkatnya dengan DJPB. 

Ternyata selama ini singkatan tersebut salah. Saya baru tahu ketika saya sedang browsing internet, di salah satu website ada logo berikut ini:


Walaaah... Jadi singkatan yang benar untuk Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah DJPBN, sedangkan DJPB sendiri singkatan dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. DJPBN merupakan Instansi di bawah Kementerian Keuangan, sedangkan DJPB berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan. Beda satu huruf, tapi meleset jauh artinya ya... Hehehe

Sunday, July 1, 2012

Life Updates June 2012

1. Happy birthday my super-duper-beloved Mom :* (6th June).

2. Visited Kota Tua and Sunda Kelapa.



3. Attending Jakarta Book Fair 2012 with Ni'un.




4. Attending Launching "Revolusi Pedas" Sang Presiden Maicih book.




5. On The Job Training done \(^,^)/



   Alhamdulillaaah...... :))

Launching Buku "Revolusi Pedas" Sang Presiden Maicih

Hari Jumat tanggal 29 Juni 2012 kemarin merupakan hari ulang tahun Maicih yang ke-2. Selain itu, momen ini juga dijadikan hari launching buku "Revolusi Pedas" Sang Presiden Maicih yang ditulis langsung oleh Pak Pres Maicih, yaitu @axltwentynine atau Reza Nurhilman, sang pendiri Maicih. Beberapa hari sebelumnya saya memang sudah mendengar mengenai acara tersebut, namun belum ada niatan untuk datang. Sampai dua hari sebelum acara, tiba-tiba saya melihat di twitter ada yang menawarkan tiket gratis untuk hadir ke launching buku tersebut. Setelah pikir-pikir, boleh juga nih, lumayan gratis, padahal harga 1 tiketnya aja Rp 75.000. Hehehe... Selain itu, saya melihat di posternya bahwa akan banyak artis-artis dan tokoh-tokoh terkenal yang menjadi undangan VIPnya. Jadi, langsung saja saya menghubungi orang yang menawarkan tiket gratis tersebut, yang ternyata adalah mahasiswa D4 STAN, dan untungnya lagi saya boleh mendapatkan 2 tiket gratis. :D


Pada hari Jumat, sepulang kantor akhirnya saya langsung menuju Grand Indonesia. Acara tersebut diadakan di Studio 2 Blitz Megaplex Grand Indonesia mulai pukul 18.00. Tapi ternyata acara baru mulai sekitar pukul 19.30. Tiket gratis yang kami dapat merupakan undangan khusus dari Jenderal Maicih @ryndes. Wiiih senangnya... Sesampainya di Blitz, saya dan beberapa teman dari STAN langsung mengambil undangan tersebut. Nggak nyesel deh datang, selain dapet gratisan (emang dasar senengnya sama yang gretongan), kami juga mendapat goody bag yang isinya buku "Revolusi Pedas" Sang Presiden Maicih, 3 bungkus keripik Maicih (level 3, level 5, dan level 10), 1 toples kastengel dari sponsor, dan 1 buah buku agenda dari gramedia. Oh iya, selain itu semua undangan juga mendapat snack air mineral dan hot dog. Lumayan banget kan... :p


Setelah masuk studio saya cukup terkejut plus senang karena ternyata mendapat tempat duduk di barisan kedua dari depan. Beruntung banget! Karena tempat duduknya yang naik ke atas seperti di studio bioskop pada umumnya dan penerangan yang remang-remang, saya nggak kebayang kalo dapet duduk di belakang, pasti acara di panggung kurang terlihat jelas. Sekitar pukul 19.30, acara pun dimulai. Dibuka dengan pertunjukan comic dari Kang Ence Bagus yang cukup bikin ketawa ngikik. Acara dilanjutkan dengan talkshow dengan beberapa speaker, yaitu Tina Talisa, Prabu Revolusi, dan @pocongg. Paling suka waktu sesinya Teh Tina Talisa. Udah cantik, ngomongnya juga pinteeer banget. Emang beda ya kalo speakernya punya pengetahuan yang luas. Ia berbagi pengalaman serta pendapatnya tentang Maicih. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan berbagai doorprize (yang sayangnya saya lagi nggak beruntung :| ). 

 

Sesi yang paliiiing oke dan emang puncaknya acara yaitu penayangan slide perjalanan Maicih yang selanjutnya diikuti dengan presentasi Reza Nurhilaman. Ia bercerita tentang perjalanan hidupnya hingga sampai ke fase ini. Masa lalunya yang penuh perjuangan. Dari sebuah keluarga yang tidak memiliki figur seorang Ayah, menjalani masa kecil hingga remaja yang cukup sulit. Sampai akhirnya Ia memulai bisnis Maicih ini, dimulai dari menjajakan keripik dengan sepeda motor hingga akhirnya sekarang beromzet milyaran rupiah. Bayangkan, di usianya yang baru menginjak 25 tahun sat ini, Ia berhasil mencapai kesuksesan berkat kreativitasnya mengolah keripik singkong... Ckckck... Selain presentasi mengenai perjalanan Maicih, Reza juga memberikan motivasi kepada semua undangan yang hadir, agar semua berani memiliki mimpi dan berani mewujudkannya. Sebuah slide yang saya ingat sampai saat ini: Opportunity is no where ---> Opportunity is now here! Mengubah paradigma yang menganggap kesempatan itu tidak ada menjadi menyadari bahwa kesempatan itu ada saat ini juga, di depan kita. Ah mudah-mudahan semakin banyak pemuda Indonesia yang sukses seperti si Kang Reza ini, termasuk saya. Aamiin...

Setelah presentasi, acara dilanjutkan dengan tiup lilin dan potong kue sebagai penanda usia Maicih yang telah memasuki 2 tahun. Seluruh Jenderal dan Kru Maicih pun foto bersama. Selanjutnya acara diisi dengan penampilan dari Ecoutez yang membawakan lagu-lagu mereka. 


Sebelum pulang, saya sempat minta tanda tangan dari Pak Pres langsung di bukunya :D Sekitar pukul 21.30, saya pun pulang meskipun acara belum sepenuhnya selesai karena masih berlangsung penampilan dari Ecoutez. Tapi karena sudah malam dan lelah karena seharian habis kerja langsung ke sana, saya memutuskan untung langsung pulang saja.

Demikianlah, acara yang keren! Inspiratif. Happy birthday Maicih :)




Friday, June 22, 2012

Monolog Tentang Jakarta (HUT Jakarta Ke-485)

Halo Jakarta! Selamat pagi! :)

Hari ini, tanggal 22 Juni lho, berarti hari ulang tahun kamu yang ke 485. Waaaah... hampir 5 abad ya! Saya sempat bingung bagaimana hari tersebut ditetapkan sebagai hari lahir kota Jakarta. Kalo menurut artikel-artikel sejarah yang saya baca, berdasarkan SK tertanggal 23 Februari 1956 yang dibuat oleh Dewan Perwakilan Kota Sementara Djakarta Raja, hari lahir Jakarta ditetapkan pada 22 Juni 1527. Hari tersebut diperkirakan merupakan hari kemenangan Faletehan (Fatahillah) yang kemudian mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (=kemenangan yang sempurna). Adapun dasar penetapannya adalah penelitian Prof. Soekanto sebagaimana diuraikan dalam bukunya Dari Djakarta ke Djajakarta (1954).

Oke deh, dalam rangka HUT Jakarta ke 485 ini, saya mau cerita pengalaman-pengalaman saya sejak saya kenal yang namanya kota Jakarta (...dari lahir dong??).

Saya lahir tahun 1990, di saat usia Jakarta sudah 463 tahun. Waaah bagaikan cucu dengan kakeknya kakek buyut yaa.. Di saat saya masih balita, tahun 90an, seingat saya kamu berlum terlalu seramai sekarang. Bahkan di daerah rumah saya, di Joglo, Jakarta Barat masih banyak kebun-kebun warga. Oh iya, di dekat rumah saya masih banyak pohon kecapi dan pohon jamblang, anak-anak sukaaa banget memetik buahnya untuk langsung dimakan. Nyaaammm.. Sekarang di mana nyari pohon buah jamblang ya? :(

Namun rindangnya pohon-pohon di lingkungan rumah saya tidah bertahan lama, sekitar tahun 1994-1996 tanah warga dibeli oleh developer sebuah perumahan elit. Pohon-pohon ditebang,  tanah dibuat jadi gundukan-gundukan seperti bukit-bukit kecil. Kata Bapak saya, nantinya di samping rumah saya akan dibangun sebuah jalan tol yaitu Jakarta Outer Ring Road (JORR) sehingga daerah ini akan jadi perumahan elit karena dekat tol yang menghubungkan seluruh Jakarta. Akan tetapi, ternyata pembangunan jalan tol dan perumahan tersebut baru dilaksanakan 18 tahun setelahnya (tahun 2012). Ckckck...

Tahun 1998. Tahun paling suram di kota Jakarta, menurut saya. Pada tahun tersebut negeri kita dilanda krisis moneter. Kerusuhan di mana-mana. Pada saat itu saya masih berusia 8 tahun, tetapi saya masih ingat berbagai kejadian yang ditayangkan di televisi. Saya juga merasakan ketegangan pada saat Jakarta mengalami kerusuhan di tahun tersebut. Mahasiswa bersatu berdemonstrasi ke gedung DPR. Ruko-ruko dan pusat perbelanjaan dijarah dan dibakar masa. Bahkan sampai terjadi kekerasan terhadap etnis Tionghoa pada saat itu. Hal ini terjadi karena masyarakat sudah sengsara dengan krisis moneter dan gerah dengan kepemimpinan Pak Harto yang sudah 32 tahun lamanya. Mahasiswa menuntut Pak Harto turun.

Sumber gambar: klik di sini

Ada satu moment yang tak bisa saya lupakan di masa itu. Sembako langka di mana-mana, bahkan tetangga kami yang membuka warung sampai menawarkan beras untuk kami beli dan sebagai cadangan kami karena stok benar-benar hampir habis. Di malam harinya, kami sekeluarga tidur dengan penuh waspada, hingga pada sekitar pukul 2 pagi tetangga kami mengetok-ngetok pintu pagar, Ia bilang agar waspada karena komplek perumahan di daerah Ciledug sudah ada yang dijarah warga. Saya takut sekali pada saat itu. Bapak saya sampai menggotong sekarung beras untuk diamankan ke gudang lantai atas. Bahkan saya sampai menyiapkan celengan saya kalo saja kami harus mengungsi T__T. Namun alhamdulillah hal buruk tersebut tidak sampai terjadi.

Pak Harto akhirnya lengser bulan Mei Tahun 1998. Pasca kerusuhan saya sangat terkejut karena swalayan di daerah Meruya tempat favorit saya setiap ikut belanja bareng Mama ternyata telah ludes terbakar. Padahal di sana ada Gramedia dan KFCnya lhooo (dulu masih jarang banget Gramedia sama KFC di Jakarta). Selain itu, Ramayana Ciledug juga dibakar masa, bahkan konon katanya banyak yang meninggal di sana. Pikiran saya saat itu, sayang banget mainan-mainan incaran saya berarti ikut terbakar T__T.

Lambat laun, krisis berlalu. Namun harga-harga di Jakarta jadi semakin mahal -__-". Tahun 2002, ruko-ruko yang terbakar mulai dibangun kembali. Pada saat itu mall-mall juga sudah mulai dibangun, meskipun jumlahnya masih sedikit. Di Jakarta Barat pun hanya ada Mall Puri Indah, Citraland, dan Taman Anggrek. Saat itu masih jarang sekali anak sekolah ngeceng ke mall. Hehehe...

Tahun 2002 juga terjadi banjir besar di Jakarta. Siklus banjir 5 tahunan. Saya ingat betul pada saat itu Jakarta banjir dimana-mana sampai sekolah saya pun diliburkan. Perumahan banyak yang terendam sehingga warga dievakuasi menggunakan perahu karet dan mengungsi di tempat-tempat yang aman.

Tahun 2004 perekonomian di Jakarta semakin membaik. Oh iya pada tanggal 15 Januari 2004 Jakarta memiliki juga sarana transportasi baru, namanya Trans Jakarta atau sering disebut dengan Busway. Pertama kalinya Busway beroperasi dengan jalur Blok M-Kota. Seneng deh akhirnya Jakarta punya sarana transportasi yang lumayan nyaman :).

Sumber gambar: klik di sini

Tahun 2007, banjir kembali terjadi. Lebih heboh karena saat itu saya bersekolah di SMA yang cukup jauh dari rumah. Ketika akan pulang sekolah kami tertahan hujan yang tak kunjung berhenti dari pagi. Akhirnya saya dan teman-teman nekat pulang dengan menggunakan payung. Kami ingin buru-buru pulang karena gosipnya jalan sudah mulai tergenang banjir. Benar saja, kami susah mencari angkot, semua penuh karena karyawan ternyata pulang siang itu juga karena kantor mereka kebanjiran. Setelah dapat angkot, ternyata angkot berhenti setengah perjalanan. Ternyata kali Pesanggrahan yang melewati Kebon Jeruk sudah meluap hingga membanjiri jalan raya. Perahu karet sudah siaga untuk menyebrangkan warga. Dan tentu saja tidak ada kendaraan yang bisa lewat.

Sumber gambar: klik di sini

Saya dan teman-teman kebingungan. Teman saya sampai menangis menelpon Ibunya karena tidak bisa pulang. Hahaha.. Akhirnya kami punya ide untuk naik taksi saja dan lewat jalan tol yang katanya belum tergenang. Syukurlah pada saat tersebut ada taksi lewat dan kami berlima yang rumahnya searah langsung naik. Ternyata gerbang tol luar biasa macetnya saat itu. Semua mobil ingin masuk tol. Polisi pun sampai kelimpungan mengaturnya. Setelah mengantri sekitar setengah sampai satu jam, akhirnya taksi yang kami tumpangi bisa masuk tol dan kami akhirnya tiba di rumah. Beruntung sekali kami masih sempat lewat tol saat itu karena ternyata jalan-jalan di pinggir tol sudah tergenang. Selain itu, pada malam harinya ada berita bahwa tol Kebon Jeruk juga tergenang banjir sampai mobil tidak bisa jalan sampai pukul 3 pagi.

Sumber gambar: Portal DJP

2012. Sudah 22 tahun saya tumbuh dan berkembang di kota ini. Meskipun sekarang banjir hampir setiap musim hujan, saya tetap cinta Jakarta. Meskipun macet semakin hari semakin menjadi, hutan kota semakin jarang, kondisi air tanah semakin buruk, mall menjamur dimana-mana, saya tetap memiliki harapan besar pada kota ini. Semoga kondisi ini akan membaik sesuai yang saya impikan: kota yang rindang, sejuk, banyak pohon, sungainya jernih, tidak macet, bersih, aman, nyaman, tertib, dan penduduknya damai, sejahtera. Semoga! 

Selamat Ulang Tahun ke-485 untuk Jakarta :)

Tuesday, May 29, 2012

Jessica Sanchez - Change Nothing Lyrics and Video



Everyday I’m waking up to deja vu
Someone it’s always telling me
Not to stick with you
Could it be the nights we spent to fixing us
I never thought that we were real, that messed up

Should have shut my mouth and kept it all to myself
Cause now they've got me feeling
I should be with somebody else

They say we don't fit together
I could do better
There's always something
They don't know the hell we've been through
Cause when you hold me like you do
That's when I wanna change nothing

There were times when we would kiss with bitter lips
It don't matter when the good ones taste like this

Maybe we were broken more than once or twice
What we got bad or not I'm not gonna compromise

I should have never let that words get under my skin
Cause all I ever wanted was to find a way through this

They say we don't fit together
I could do better
There's always something
They don't know the hell we've been through
Cause when you hold me like you do
That's when I wanna change nothing
That's when I wanna change nothing

Should have shut my mouth and kept it all to myself

No, no, ooooh, yeah...

They say we don't fit together
I could do better
There's always something
They don't know the hell we've been through
Cause when you hold me like you do
That's when I wanna change nothing

That's when I wanna change nothing
That's when I wanna change nothing
That's when I wanna change nothing
Oh that's when I wanna change nothing...




Source: Click here

Sunday, May 20, 2012

Quotes Favorit dari Film Hugo

Gambar diambil dari sini

"Everything has a purpose, even machines. Clocks tell the time, trains take you places. They do what they're meant to do. Maybe it's the same with people. If you lose your purpose, it's like you're broken." - Hugo Cabret

"I'd imagine the whole world was one big machine. Machines never come with any extra parts, you know. They always come with the exact amount they need. So I figured if the entire world was one big machine, I couldn't be an extra part. I had to be here for some reason. And that means you have to be here for some reason too." - Hugo Cabret




Friday, May 18, 2012

Kisah Anak Magang TPT dan Orang Bule

Sudah hampir tiga bulan saya menyandang status sebagai anak magang, anak On the Job Training (OJT), atau pegawai diperbantukan yang sedang menunggu SK CPNS keluar, lebih tepatnya. Dalam proses OJT ini, saya dan teman-teman yang bertugas di KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu diwajibkan untuk rolling ke tiap seksi setiap 3 hari sekali. Memang dalam proses OJT ini kami dituntut untuk aktif menggali ilmu sebanyak-banyaknya. Caranya bisa dengan bertanya pada pegawai-pegawai, maupun praktek langsung.

Pada beberapa seksi, anak-anak OJT kadang tidak mendapat kesempatan praktek langsung, namun di beberapa seksi lainnya kami bahkan mendapat tugas pokok menggantikan posisi yang kosong karena tidak ada pegawai. Salah satu posisi kosong tersebut yaitu bagian TPT (Tempat Perlayanan Terpadu) yang mengurus NPWP. TPT ini bisa disebut sebagai "front liner"nya KPP karena langsung berhadapan dengan Wajib Pajak setiap harinya.

Pengalaman menjadi petugas TPT cukup beragam. Pernah suatu kali teman ada Wajib Pajak yang marah-marah kepada teman saya sampai Ia teriak-teriak memaki. Saya yang pada saat itu bertugas di sampingnya sampai kaget dan diam seribu kata. Jadi petugas TPT itu memang harus memiliki kesabaran ekstra, menurut saya. 

Namun selain pengalaman yang kurang menyenangkan, ada juga pengalaman yang lucu terjadi ketika menjadi petugas TPT bagian NPWP. Saat itu saya kebagian menjaga loket NPWP sendirian karena teman saya sedang ke masuk ke dalam ruangan. Tiba-tiba ada seorang Bapak Warga Negara Asing yang datang menghampiri loket. Wah saya sudah seneng aja, ngebayangin bahwa saya akan mempraktekkan bahasa Inggris langsung dengan orang bule. Kebetulan beberapa minggu sebelumnya ada juga orang Jepang yang datang ke loket NPWP. Orang Jepang tersebut tidak bisa berbicara menggunakan bahasa Indonesia sehingga pegawai petugas NPWP saat itu berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris. Pegawai senior saya itu memang cukup fasih berbahasa Inggris karena sudah beberapa kali berpergian ke luar negeri. Mengingat hal tersebut, saya jadi siap-siap kira-kira orang bule yang datang ini akan bertanya mengenai apa. Saya harus siap menjelaskan.

Agak deg-degan sedikit (oke ini lebay) karena terakhir kali saya bicara dengan orang asing langsung yaitu sewaktu di Green Canyon. Saya berbicara dengan turis dari Kanada karena kebetulan satu perahu dengan mereka. Oke, kembali ke TPT, si Bapak menghampiri, dengan terbata-bata dan aksen bahasa Inggris Ia berkata, "For...mu...lir... S...S...P...??" Saya: "..????..." Guuubbraaakk!! Ternyata Ia hanya menanyakan dimana mengambil formulir SSP. -_____-" Memang sepertinya Ia tidak lancar berbahasa Indonesia, namun dengan hanya mengatakan formulir SSP, saya sudah mengerti maksudnya. Akhirnya saya jawab dengan bahasa Indonesia saja "Di Pak Satpam, Pak", Ia pun tersenyum dan langsung menuju tempat Pak Satpam untuk mengambil formulir SSP.


Demikian salah satu pengalaman jadi petugas loket NPWP di TPT. Mungkin saya harus ditempatkan di KPP Penanaman Modal Asing dulu kalo mau sering praktek berbicara langsung dengan Warga Negara Asing. Hehehehe...

Petualangan 1 Hari: Solo dan Jogja (Part 2, The End)

Posting sebelumnya: Dengan rencana kurang dari 3 hari sebelumnya, kami pergi berlibur ke Solo dan Jogja. Dalam waktu 1 hari kami pulang pergi Jakarta-Solo-Jogja-Jakarta. Dimulai dari Keraton Solo untuk melihat kebo bule, sampai kami melanjutkan perjalanan dari Solo ke Jogja dengan kereta api dari Stasiun Solo Balapan ke Stasiun Tugu.

Setelah menempuh perjalanan naik Prambanan Express selama 1 jam dari Solo, akhirnya kami tiba di Stasiun Tugu Jogjakarta. Ternyata di sana mobil dan supir yang telah kami pesan sudah menunggu, akhirnya kami pun langsung berangkat ke tujuan selanjutnya, yaitu Masjid Gede Kauman, Jogjakarta. Di sana kami melaksanakan sholat Dzuhur yang dijama’ dengan Ashar. Setelah itu kami melanjutkan ke Malioboro dan Pasar Beringharjo untuk bertemu keluarga teman saya yang menunggu di sana.

Karena waktunya yang benar-benar sempit, alhasil saya tidak sempat jalan-jalan dan belanja di Malioboro, hanya sempat belanja di Beringharjo. Dan tepat pukul 15.30 kami berangkat ke tujuan selanjutnya bersama keluarga teman saya, yaitu ke Pantai Parangtritis.

Ternyata jarak dari Jogja ke Parangtritis cukup jauh. Parangtritis sendiri sudah masuk ke Kabupaten Bantul. Akan tetapi, meskipun jaraknya yang cukup jauh, perjalanan hanya memakan waktu 45 menit karena tentu saja jalan di sana tidak ada macet seperti di Jakarta. 



Ini adalah kunjungan pertama saya ke Pantai Parangtritis. Ternyata ombaknya benar-benar besar, seperti yang sering diceritakan orang. Karena itu, pengunjung tidak bebas berenang di laut, hanya bermain-main di tepinya saja. Pemandangan tebing di tepi laut lepasnya sangat indah. Benar-benar pantai!

Seperti biasa, ritual saya setiap mengunjungi pantai: duduk ngedeprok di pasir seperti penyu. Hehehe... Di Parangtritis kebanyakan pengunjung hanya menikmati pemandangan, dengan duduk-duduk, naik delman, atau menyewa ATV. Itu pula yang kami lakukan, kami menyewa ATV untuk berkeliling pantai berpasir putih tersebut. Harga sewa ATV Rp 50.000 per 30 menit. Cukup mahal sih, tapi puas juga keliling-keliling.

Sayangnya ketika kami ke sana langit agak berawan sehingga sunsetnya terhalang dan tidak kelihatan dengan sempurna. Setelah puas kotor-kotoran di pantai, saya mandi dan mengganti pakaian serta sendal jepit yang baru dibeli di pinggir pantai.


Sebelum berangkat ke Bandara di Jogja, kami sempat beli makan di pinggir pantai. Kira-kira pukul 18.15 kami segera berangkat pulang agar tiba di Bandara sebelum pukul 19.30. Agak khawatir juga takut telat sampai di Bandara karena waktunya sempit. Tapi sekali lagi kekhawatiran dapat ditepis karena jalanan di Jogjakarta yang lancar jaya, tanpa macet. :D

Beberapa menit sebelum pukul 19.30 kami tiba di Bandara, langsung check in untuk penerbangan ke Jakarta pukul 20.00. Sambil menunggu keberangkatan, kami pamitan dengan keluarga teman saya. Pukul 20.00 kurang beberapa menit penumpang dipanggil untuk bersiap-siap dan kami pun pulang ke Jakarta dengan jadwal tepat waktu. See you next time Jogja... :D






Pesawat tiba di bandara sekitar pukul 21.30, dan kami tiba di rumah pukul 23.00. Perjalanan yang sangat melelahkan, tapi menyenangkan. Dan jadwal tanpa delay membuat perjalanan dilaksanakan sesuai run down yang telah dibuat teman saya sebelumnya. Thank you, Cong! hehehehe

Sunday, April 15, 2012

Petualangan 1 Hari: Solo dan Jogja

Assalamu'alaikum! hehehe.. Setelah cukup lama nggak posting, akhirnya saya membulatkan tekad untuk nulis lagi...


Pada dasarnya saya suka jalan-jalan, kemana aja, yang deket, yang jauh, dalam kota, luar kota, desa, kota, pasar, sungai, pantai, semuanya suka. Tapi, dalam hal jalan-jalan ini seringkali saya menemukan kendala yaitu susahnya dapet izin dari orangtua kalo mau pergi keluar kota, apalagi jika harus menginap. Jadi kurang lebih syarat-syarat yang harus saya penuhi kalo mau jalan-jalan keluar kota yaitu: 1. Harus jelas sama siapa 2. Harus jelas kemana, naik apa 3. Usahakan nggak nginep (kecuali memang ada kerabat atau rumah teman di daerah itu) Rempooong yeeee... :(


Tapi entah kenapa tiba-tiba kemarin ada keajaiban, izin orangtua saya keluar dengan lancar saat saya bilang mau ke jogja. Jadi, awalnya ada teman saya, anak Klaten (yang belum tau Klaten di mana, Klaten itu salah satu kabupaten yang terletak di antara Solo dan Jogja) berencana untuk pulang kampung akhir pekan ini. Karena tidak punya banyak waktu selain weekend, dia berencana pulang hanya 1 hari dan bertemu keluarga di Jogja. Nah, kebetulan minggu kemarin ada promo tiket pesawat Lion Air, jadilah Ia berencana pulang naik pesawat pada hari Sabtu pagi.


Tiba-tiba hari Rabu malam temen saya sms, katanya mau ikut nggak ke Jogja bareng dia, awalnya saya pesimis bakal dapet izin, eh ternyata dugaan saya salah, karena orangtua ternyata mengizinkan, mungkin karena teman saya langsung yang bilang ke orangtua saya dan juga karena perjalanan ke Jogja ini direncanakan hanya 1 hari, tanpa menginap, berarti persyaratan keluar izin terpenuhi. Berangkat pagi dari Jakarta dan pulang lagi malam harinya. Yeaaaayyy! Jogjaaaa saya datang lagi \(^.^)/

***

Pada hari Sabtu, sesuai dengan rencana, kami berangkat pagi-pagi dari Jakarta. Teman saya tiba di rumah saya pukul 05.30, setelah sarapan dan siap-siap, kami berangkat ke bandara pukul 05.45 naik sepeda motor. Tiba di bandara sekitar pukul 06.30, cukup cepat karena jalanan Sabtu pagi sangat lancar, apalagi kami lewat jalan tol (nah loh, bingung kan naik sepeda motor tapi lewat tol :p). Kami akan berangkat dengan penerbangan pukul 8 pagi sehingga masih ada waktu sekitar 1,5 jam untuk menunggu.


Jam 8 teng penumpang dipanggil, alhamdulillah jadwalnya tepat waktu, jadi rundown acara yang dibuat nggak molor deh.. hehe.. Cuaca cerah, jadwal yang tepat waktu, aah.. paling seneng deh kalo begini. Bye Jakarta... :)

***

Dari Jakarta ke Solo, Menengok Kebo Bule


Pukul setengah 10 kami tiba di Solo. Ya, sesuai rencana memang kami akan jalan-jalan di Solo dulu sebelum ke Jogja. Ternyata partner perjalanan saya kali ini sudah mempersiapkan betul segala sesuatunya, sampai ketika kami tiba di bandara Solo ternyata Ia sudah menghubungi temannya di Solo untuk meminjam sepeda motor. Asiiiiik.... Keliling kota Solo secara kilat dalam waktu 1,5 jam naik sepeda motor, berangkaaat :D


Tempat yang kami kunjungi di Solo yaitu Keraton. Karena Keraton letaknya di kota Solo, sedangkan bandara Adi Sumarmo letaknya di Boyolali, kami harus menempuh perjalanan sekitar setengah jam. Setengah jam di sana cukup jauh, tidak seperti di Jakarta yang macet, setengah jam hanya untuk menempuh 7 km -__-.


Perjalanan ke Keraton sangat menyenangkan, jadi tidak terasa lama. Kami tiba di Keraton sekitar pukul 11. Bangunannya kuno tapi cukup terawat. Sekeliling Keraton dibatasi tembok tinggi. Untuk masuk ke kawasan Keraon ini tidak dipungut biaya, kecuali jika ingin masuk ke museumnya.


Tiba di gerbang Keraton saya cukup terpukau dan menikmati arsitektur bangunannya. Sampe tiba-tiba si partner perjalanan saya tidak kunjung memberhentikan sepeda motor. Dan tebak, dia mengajak saya kemana? Ke tempat kebo bule -___-


Ya, kebo bule adalah kerbau-kerbau peliharaan keluarga Keraton yang dianggap keramat dan dikenal dengan nama Kyai Slamet. Tapi ternyata kandang kebo bule yang ditunjukkan teman saya kosong, dia pun bertanya ke orang-orang di mana kebo bulenya sekarang, ternyata tempatnya ada di kandang di bagian belakang Keraton, kami pun menghampiri ke sana.


Ketika tiba di tempat kebo bule yang ditunjukkan, ternyata mereka sedang berkubang di lumpur, jadi nggak keliatan deh warna bule (keputih-putihan) kulit kerbaunya. Well, jadi teman saya mengajak ke Keraton Solo ini cuma buat menengok kebo bulenya? -__-"



***

Setelah berfoto dengan kebo bule, kami pun ke bagian depan keraton untuk melihat-lihat. Ternyata kami boleh juga berfoto dengan para abdi dalem atau ajudan keraton Solo. Mereka adalah orang-orang yang setia mengabdi pada Keraton Solo. Untuk berfoto dengan para abdi dalem ini, kita diminta untuk membayar seikhlasnya.




***

Mengirup Udara Klaten


Sekitar pukul 11, kami pergi dari Keraton untuk menuju Stasiun Solo Balapan, mengembalikan sepeda motor, dan naik kereta ke Jogjakarta. Sayangnya jadwal agak mundur, kami ketinggalan kereta yang berangkat pukul 11.30 sehingga terpaksa naik kereta selanjutnya pada pukul 12.30.



Kereta Solo ke Jogja bernama Prambanan Ekspress. Tiketnya Rp 10.000 sampai ke Jogja. Kereta ini juga berhenti di stasiun Klaten, akan tetapi teman saya tidak turun karena sudah janjian dengan keluarga untuk bertemu di Jogja. Alhasil, untuk mengobati kerinduan pada kampung halaman, Ia hanya pergi ke arah pintu kereta ketika kereta berhenti di Stasiun Klaten, dengan kepala melongok keluar kereta dan Ia pun......menghirup udara Klaten :D




Bersambung......

 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com