Pages

Monday, June 13, 2011

Silat 3 SPEAK "Tour de Gintung"

Hari Minggu tanggal 12 Juni 2011 kemarin merupakan hari yang spesial. Setelah berkecimpung di SPEAK selama 2 tahun, dan setelah beberapa minggu lalu diadakan sertijab, maka kemarin secara "informal" masa kepengurusan di SPEAK telah berakhir.

Silat SPEAK, kami menyebutnya begitu. Eits, jangan berpikir ini acara silat beneran. Benar-benar beda. Silat itu singkatan dari silaturahmi (kalo gak salah :P). Nah, acara ini rutin diadakan oleh pengurus SPEAK sebagai ajang untuk refrehing, santai-santai, dan mengakrabkan diri sesama pengurus SPEAK.

Yang beda di Silat SPEAK kemarin yaitu Silat tersebut merupakan yang terakhir di kepengurusan 2010/2011 T__T. Oleh karena itu, Silat kemarin dikemas secara "spesial", kami bersama-sama pergi ke situ Gintung. Lho, bukannya situ Gintung udah kering airnya karena musibah jebolnya tanggul sekitar setahun yang lalu? Iya sih, situnya memang sudah kering, tapi ternyata tempat tersebut masih lumayan ramai dikunjungi sebagai tempat wisata. Selain situ, ternyata ada arena outbond, kolam renang, serta hutan kota yang masih banyak menjadi tempat berkumpul para pengunjung.

OK, pagi itu pun kami berangkat dari kampus. Ada yang naik motor, ada yang naik angkot. Dari STAN ke Gintung yang terletak di Ciputat, jaraknya cukup dekat sehingga tidak sampai sejam kami sudah sampai di sana. Acara hari itu pun di isi dengan 4 games yang seru antara kelompok tingkat 2 melawan kelompok tingkat 3. Tapi ternyata kelompok tingkat 2 yang berhasil menang T_T.


Kelompok tingkat 3 di sesi games

Yang kalah wajahnya kena coret cat air (with Novi)

Setelah games acara dilanjutkan dengan sesi curhat, pembacaan award2, tukar kado, serta testimoni. Nah di sesi curhat ini suasana jadi mengharu-biru, beberapa ada yang sampai termehek-mehek saking terharunya. Siapa aja ya? *siul-siul*

Di akhir acara, semua foto bareng. Haaaaaa....saya akan merindukan masa-masa ini. SPEAK..SPEAK..SPEAK, salam sayang dari anakmu yang nakal.


SPEAK 2010/2011 Jayalah Selalu!



Sunday, June 12, 2011

Chiz n Chic Binus

Salah satu tempat makan favorit saya yaitu Chiz n chic (CnC) yang terletak di Jalan U, dekat kampus Bina Nusantara (Binus), Jakarta Barat. Seperti nama tempatnya, makanan yang dijual di sini sebagian besar berbahan dasar daging ayam dengan variasi tambahan keju.

Hal yang istimewa di CnC ini yaitu harga makanannya yang cukup murah, yaitu di bawah 20 ribu rupiah. Dengan menu dan rasa yang sama, kita biasanya harus merogoh kocek lebih dalam jika makan di tempat lain. Mungkin karena letak CnC di tengah-tengah daerah kos-kosan mahasiswa, maka harganya pun harga standar mahasiswa.

Menu favorit saya yaitu chicken cordon bleu. Dengan hanya Rp 16 ribu saja kita sudah dapat menikmatinya. Pilihan saus yang ditawarkan juga beragam, antara lain blackpepper, mushroom, barbeque, dan mayo. Setiap menu juga memiliki 2 pilihan untuk disajikan dengan nasi maupun dengan kentang goreng.

Pilihan menu lain yang juga patut dicoba antara lain: chicken with melted cheese, chicken curly, dan cheesy chic. Semuanya lezat, apalagi menurut saya yang pada dasarnya suka sekali dengan keju :9.

Chicken Curly dengan Saus Blackpepper dan Mushroom


Cheesy Chic dengan Saus Barbeque (Potongan ayamnya tertutup keju :D)

Saturday, June 11, 2011

Atas Nama Kreativitas: "Presiden" Maicih yang Tersohor

" #maicih
CIREBON 11/6/11 jendral gentayangan di depan mie get smp 5 jam 18.30-potol avanza merah E 1451 YC. Stok lengkap."
Begitulah bunyi salah satu tweet yang sering kali kita lihat apabila kita mem-follow akun twitter @infomaicih. Jenderal? Bukan, Jenderal yang dimaksud di sini bukanlah Jenderal sebenarnya, melainkan sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut reseller atau distributor keripik Maicih.

Ya, nama produknya yaitu Maicih. Snack khas Bandung yang berupa keripik singkong, gurilem, dan keripik seblak ini disulap menjadi produk istimewa oleh Reza Nurhilman, sang produsen Maicih. Reza, yang dikenal di dunia twitter dengan nick name @axltwentynine ini juga bergelar sebagai Presiden Maicih.

Sebenarnya apa yang istimewa dari produk keripik Maicih? Sejak awal tahun 2011, keripik Maicih mulai ngetrend dibicarakan di dunia maya, khususnya di facebook dan twitter. Tidak seperti keripik oleh-oleh Bandung yang biasanya, keripik Maicih yang memiliki level kepedasan mulai dari 1 hingga 10 ini memang memiliki strategi pemasaran lewat twitter.

Setiap hari, akun twitter @infomaicih akan mengupdate lokasi-lokasi "Jenderal" mereka yang berjualan Maicih. Perlu diketahui bahwa "Jenderal-jenderal" Maicih tersebut tersebar di berbagai daerah, bukan hanya di Jakarta dan Bandung, bahkan sampai ke luar negeri. Dari akun twitter itulah Icihers (istilah bagi para konsumen Maicih) dapat mengetahui di mana mereka dapat membeli produk Maicih. Para "Jenderal" Maicih ini biasanya berpindah lokasi setiap hari. Mereka berjualan Maicih dengan mobil atau dapat juga membuka stand di sebuah acara.

akun twitter @infomaicih

Menurut sebuah artikel yang bersumber dari Koran Tempo, Reza Nurhilman sang Presiden Maicih merupakan seorang mahasiswa Universitas Maranatha di Bandung. Pada tahun 2008, Ia diajak seorang kawannya menemui seorang nenek di daerah Cimahi yang biasa membuat keripik singkong. Nenek tersebut memasarkan keripiknya masih dalam jumlah yang terbatas. Selanjutnya, Reza mulai mulai berminat untuk berbisnis keripik.

Pada Juni tahun 2010, Reza kembali menemui nenek tersebut untuk meminta resep keripik singkong buatan sang nenek yang rasanya enak. Mulai dari situlah Reza meniti karirnya berbisnis keripik Maicih.

akun twitter "Presiden" Maicih

Nama Maicih sendiri diambil dari istilah dompet kecil yang sering dibawa ibu-ibu. Menurut saya, nama tersebut merupakan nama yang unyu kalau kata anak sekarang. Selain itu, produk Maicih juga memiliki simbol seorang nenek tua dengan penutup kepala yang dikelilingi oleh lingkaran cabe, pas sekali image yang dibangun sesuai nama merknya. Tidak hanya itu, jika kita lihat para Icihers di twitter, mereka akan menyebut produsen dengan kata "Emak" dan konsumen berperan sebagai "cucu". Hubungan yang unik bukan.. :D

Lambang Maicih

Nah, berangkat dari rasa penasaran karena ingin tau gimana sih rasanya keripik Maicih ini, akhirnya siang tadi saya berhasil mencobanya. Sebenarnya saya memang sudah menunggu timeline @infomaicih sejak beberapa hari lalu, mencari tau di mana penjual terdekat Maicih pada hari tersebut. Ternyata, kebetulan sekali tadi pagi saya lihat bahwa ada penjual Maicih yang hari ini berjualan di kampus Universitas Mercubuana. Karena letaknya tidak jauh dari rumah, akhirnya saya langsung pergi ke sana.

Singkat kata, bertemulah saya dengan Jenderal Maicih di sana. Ternyata ada 3 produk yang dijual, yaitu keripik singkong, gurilem, dan seblak. Dari ketiga produk tersebut terdapat kesamaan yaitu sama-sama berbahan dasar singkong dan sama-sama kelihatan biji-biji cabe rawitnya alias pedas. Gurilem dan seblak harganya Rp17000 per bungkus kecil, sedangkan keripik singkong tidak dijual satuan, tetapi paketan. Akhirnya untuk percobaan saya membeli sebungkus gurilem.

Gurilem Maicih

Sesampainya di rumah, saya langsung mencoba gurilem tersebut dan rasanya? WOW! Super pedass.. Bukan hanya saya, yang notabene tidak kuat makan pedas, yang mengatakan demikian, melainkan juga mama dan kakak saya yang mencoba. Tetapi, babeh yang ikutan nimbrung malah suka sekali makan gurilem ini, pedasnya pas katanya.. ckckck.

Anehnya, meskipun rasanya lidah ini sudah panas, tetapi saya malah ketagihan, makan dan makan lagi Maicihnya. Mungkin ini yang disebut sebagai "tericih-icih". Hehehe...

Dari pengamatan saya terhadap produk Maicih, proses pemasaran yang unik, serta perjalanan ditemukannya Maicih ini oleh Reza, sang owner sekaligus Presiden Maicih, saya dapat menyimpulkan bahwa produk Maicih tersebut lahir sebagai bentuk kreativitas dari pemiliknya. Sang owner Maicih mampu melakukan inovasi dengan cara membuat suatu ciri khas dari produknya sehingga keripik singkong pedas yang awalnya hanya diproduksi dan dipasarkan secara terbatas dapat menjadi keripik Maicih spesial yang sekarang sangat dikenal. Selain merk dan kemasan, Ia juga membuat image tersendiri terhadap produknya sehingga lebih dikenal oleh para produsen dengan tetap menjaga rasa pedasnya yang unik serta kualitas dari produknya.

Salah satu bentuk kreativitas lain dari sang pemilik Maicih ini yaitu cara pemasaran yang digunakan. Ia mampu mengembangkan produknya dalam waktu singkat dengan cara melakukan promosi di dunia maya, melaui twitter dan facebook. Presiden Maicih juga mengawali pemasaran produknya dari kalangan pelajar dan mahasiswa sehingga produknya cepat dikenal. Hal ini disebabkan pada usia-usia tersebut, orang-orang biasanya selalu ingin mencoba sesuatu yang baru, terutama yang ramai dibicarakan dalam pergaulannya.

Saat ini, produk Maicih tidak hanya dikenal oleh kalangan pelajar dan mahasiswa, bahkan sampai kalangan artis pun sudah mencobanya. Reza, sang Presiden Maicih juga semakin dikenal karena kesuksesan produknya yang saat ini telah menjadi salah satu icon oleh-oleh dari kota Bandung. Ia bahkan mulai diundang menjadi pembicara dalam seminar-seminar kewirausahaan.

Dari sini saya dapat melihat bahwa kita harus selalu mengasah kreativitas dengan cara melakukan inovasi, melakukan sesuatu yang "beda", terus menggali potensi diri, serta jangan ragu untuk mencoba sesuatu yang baru.

Satu lagi pesan dari Maicih yang selalu menjadi slogan di kemasan produknya: "For Icihers With Love". Oke deh Mak, mantap! :)

Tuesday, June 7, 2011

Anggun - Hanyalah Cinta

Akhir-akhir ini lagi sukaaa banget sama lagu-lagunya Anggun, terutama lagu Mimpi, Hanyalah Cinta, sama Snow on the Sahara. Keren banget sih suaranya. Sebenernya awalnya saya ketularan Mama saya yang dari dulu emang suka sama Anggun, low profile meskipun udah go international, kata Mama. Eh lama-lama saya yang tadinya biasa-biasa aja, malah jadi suka sama lagu-lagunya Anggun C. Sasmi ini. :D

Ini salah satu video klipnya di youtube yang berjudul Hanyalah Cinta. Huhuhuuu..mantap!


Lirik lagu Anggun Hanyalah Cinta

semua yang telah aku dapat
indah dan gemerlap
satu hari kan pudar
dan sinarnya akan hilang

sesuatu yang telah aku raih
di dalam hidup ini
tak untuk selamanya
ini semua sementara

reff:
yang aku cari hanyalah cinta
hanya cinta yang tak terganti
yang aku mau hanyalah cinta
hanyalah cinta yang ku beri

yang selalu ku tunggu hanyalah cinta
hanya cinta yang tak terganti
yang aku nanti hanyalah cinta
hanyalah cinta yang abadi

mencari artinya hidup ini
detak waktu masih ada
ada yang paling berwarna
apa yang kan sia-sia

repeat reff

abadi, abadi, hanyalah cinta
hanya cinta ooh

repeat reff

abadi

lyrics source: gudanglagu.com

Hubungan Januari dengan Juni

Januari dan Juni memiliki hubungan yang sangat erat. Mekipun Januari adalah bulan pertama, sedangkan Juni adalah bulan keenam.

Sejak saya lahir, Januari dan Juni telah menjadi bulan yang spesial bagi saya. Begitu pun ketika saya beranjak dewasa.

Saya gembira setiap menapaki bulan Januari. Tahun yang baru. Resolusi-resolusi baru siap diwujudkan.

Juni, berada di tengah tahun. Tepat di mana resolusi awal tahun yang telah saya rancang biasanya terwujud. Juni juga sering menjadi bulan yang-entah-kenapa membuat hati saya galau. Meskipun begitu, saya suka bulan Juni. Benar-benar spesial.

Jika Januari merupakan pergantian tahun, Juni adalah pergantian lingkungan. Lingkungan? Ya. Juni adalah akhir tahun ajaran ketika masa sekolah dulu. Ini berarti setelah Juni saya bertemu teman-teman baru, baik di kelas baru, maupun di sekolah baru.

Januari dan Juni. Sudah ditakdirkan memiliki hubungan yang sangat erat. Bagai hubungan Ibu dengan anak. Ya, karena saya lahir di bulan Januari, dan Mama lahir di bulan Juni. Begitulah hubungan spesial Januari dengan Juni ini diciptakan.
Happy Birthday to My Hero, My Angel, My Mother. Wish you always be healthy and happy. Unlimited love-love-love-love for you.

Mama dan Babeh saya

Wednesday, June 1, 2011

Puyuhnya Datang, Puyuhnya Bertelur

Puyuhnya akhirnya dataaang... Setelah "mereka" menempuh perjalanan 12 jam naik kereta dan bis dari Klaten, Jawa Tengah, akhirnya mereka sampai di Jakarta. Jadi ada 2 puyuh, jantan dan betina. Kasian juga mungkin mereka jet lag karena sepanjang perjalanan hanya bisa duduk manis di sebuah besek bambu. Awalnya saya mau langsung mencarikan kandang buat mereka, tetapi karena belum nemu yang cocok, jadi sementara mereka akan tinggal di kardus dulu.

Sesampainya di rumah, saya buru-buru ingin membuka besek bambu yang berukuran sekitar 30 cm x 30 cm itu. Kepala puyuhnya pun menyembul dari salah satu lubang kotak tersebut. Setelah saya buka, tebak apa yang terjadi? PUYUHNYA SUDAH BERTELUR! :D Jadi kemungkinan si betina bertelur ketika mereka berada di kereta :')

Kejutaaaan...ternyata si betina sudah bertelur

Si puyuh-puyuh kelihatan agak stres sekali waktu saya buka kotaknya. Ya gimana nggak stres setelah 12 jam di perjalanan, ruang gerak pun sempit, belum lagi haus dan lapar. Akhirnya langsung aja saya kasih makan dan minum ke dua makhluk "buntel" tersebut :D

Setelah mereka puas makan dan minum, saya mulai melepaskan kedua puyuh tersebut di halaman rumah, biar mereka bisa lebih relaks main-mainnya. Dan benar saja, mereka yang awalnya seperti stres jadi kelihatan lebih segar.


Nah, waktu udah sore, itu puyuh-puyuh kan saya masukin lagi ke kardus, niatnya sih supaya mereka nggak kedinginan dan nggak dimakan kucing. Beberapa saat saya tinggal mereka. Dan waktu saya tengok lagi ke dalam kardus, apa yang terjadi? Puyuhnya bertelur lagi... ~(^,^~)3 Hahaha seneeeeng banget. Jadi sekarang telurnya udah ada 2 butir. Gak sabar..Gak sabar.. apa besok bakal bertelur lagi? (^,^)/

Oh iya, sampai sekarang mereka belum saya kasih nama. Masih mencari dulu nama yang pas buat si puyuh-puyuh gembul ini. Sekian dulu deh ya cerita tentang puyuhnya.. :D






 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com