Pages

Wednesday, December 14, 2011

Jakarta Tempo Doeloe

Kota Jakarta. Begitu panjang sejarahnya. Berganti nama mulai dari Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia, sampai dengan Jakarta, nama yang dikenal sampai saat ini. Penguasa Jakarta pun silih berganti mulai dari Portugis, Belanda, hingga akhirnya Indonesia merdeka dan Jakarta menjadi ibukota Republik Indonesia.

Di balik sejarah kota Jakarta yang panjang tersebut, kota ini ternyata menyimpan berbagai kisah kejayaan yang pernah dilaluinya. Masa-masa kejayaan tersebut tentu saja menyisakan peninggalan-peninggalan, terutama berupa bangunan yang sebagian kecil masih dapat kita lihat saat ini, meskipun sebagian besarnya telah berubah menjadi kawasan perkotaan modern.

Berikut ini beberapa lukisan yang menggambarkan kawasan Jakarta tempo dulu:

1. Kawasan Pintu Kecil (HET CHINESCHE KAMP NABIJ DE PINTU KITJIL)



Selama paruh pertama abad ke-18, massa imigran Cina membanjiri Batavia. Mereka begitu banyak jumlahnya, sementara pasar kerja tidak mampu menyerap mereka. Akibat tidak berhasil menemukan pekerjaan, banyak dari mereka terpaksa melakukan pencurian. Kondisi ini menyebabkan keresahan sosial yang besar, dan secara tidak langsung, pada 9 Oktober 1740 terjadi pembantaian masyarakat Cina.

Setelah insiden ini, pemerintah Belanda memberlakukan peraturan terhadap orang keturunan Cina untuk tinggak di luar tembok batas kota. Kawasan Pecinan ini dinamai Pintu Kecil, terletak tepat di belakang bangunan tua Java Bank (kini Bank Indonesia) di daerah Glodok, menandai pintu masuk selatan kota.


2. Museum Fatahillah (HET STADHUIS TE BATAVIA)



Di pusat kota Batavia, di daerah yang kini dikenal sebagai Kota, berdiri bangunan dari awal abad 18 yang pernah berfungsi sebagai 'Stadhuis' atau balai kota. Bangunan ini dianggap sebagai salah satu contoh terbaik dari arsitektur kolonial Belanda.

Lapangan di depan gedung berfungsi sebagai alun-alun utama kota selama periode waktu tersebut. Aula, yang pembangunannya selesai pada tahun 1710, berfungsi sebagai kantor administratif Batavia dan menampung dua pengadilan hukum serta kantor komandan militer Belanda. Di bawah ruangan aula tersebut terdapat penjara. Sekarang bangunan ini dinamai Museum Fatahillah, dan sejak tahun 1974 berfungsi sebagai Museum Sejarah Jakarta.


3. Rumah Raden Saleh (HUIS VAN RADEN SALEH)



Raden Saleh, Bapak Lukisan Modern Indonesia, lahir pada tahun 1814 di Semarang dan menghabiskan masa kecilnya di rumah pamannya, seorang bupati, yang mendorong minat keponakannya dalam menggambar. Pada tahun 1829, Raden Saleh memperoleh beasiswa untuk belajar di Belanda. Pada tahun 1851, setelah kembali lagi ke Batavia, Ia membangun sebuah rumah besar dengan hiasan kaya detail bergaya Neo-Gothic Perancis untuk dirinya dan sang istrinya yang berdarah Eurasia.

Terletak di kawasan Cikini, Jakarta, sejak 1897, rumah ini berfungsi sebagai asrama bagi para perawat Rumah Sakit Cikini yang didirikan di atas perluasan tanah rumah Raden Saleh.


4. Istana Merdeka (HET NIEUWE PALEIS VAN DEN GOUVERNEUR-GENERAAL OP HET KONINGSPLEIN)



Pada akhir abad 19 (1873-1879), saat kediaman gubernur jenderal Belanda (kini 'Istana Negara') dirasa terlalu sempit guna memenuhi kebutuhan sebagai kediaman resmi, maka gedung baru dibangun tepat di belakang kediaman resmi tersebut untuk digunakan sebagai tempat resepsi kenegaraan.

'Istana Baru' tersebut, sebagaimana sebutannya kemudian, menjadi tempat bersejarah saat di depan gedung ini pada tanggal 27 Desember 1949 untuk terakhir kalinya bendera Belanda diturunkan dari tiang, lantas digantikan dengan bendera Merah-Putih Indonesia. Sesaat setelah bendera republik baru berkibar di angkasa, masyarakat sekitar gegap gempita dan dengan penuh haru serentak meneriakkan pekik "Merdeka!". Sejak saat itu gedung tersebut dinamai 'Istana Merdeka'.


5. Lapangan Banteng (WATERLOOPLEIN)



Mulanya dibangun dengan sebutan waterlooplein. Nama tersebut dipakai guna memperingati kebebasan Belanda dari pendudukan Perancis, setelah tentara Inggris berhasil menundukkan Napoleon pada pertempuran di Waterloo, Belgia. Waterlooplein dikenal juga sebagai Lapangan Singa karena di tengah lapangan tersebut, berdiri sebuah tugu yang di puncaknya terdapat patung singa, simbol keperkasaan.

Di lapangan ini berdiri pula monumen untuk mengenang General Michiels, seorang pejuang Belanda pada perang Padu di Sumatera. Saat Jakarta diduduki Jepang, pihak militer Jepang menggunakan Lapangan Singa sebagai tempat pelatihan militer dan arena kegiatan lain. Setelah Indonesia merdeka, Presiden Soekarno mengganti nama Lapangan Singa menjadi Lapangan Banteng.


6. Kantor Pos Besar Pasar Baru (HET POSTETABLISSEMEN TE WELTEVREDEN)



Selama zaman Belanda ada tujuh kantor pos di Batavia, dengan kantor pos pusat terletak di area perumahan Weltevreden. Kantor pos cabangnya terletak di daerah Gondangdia, Kramat, Molenvliet (Gadjah Mada), dan Meester Cornelis (Jatinegara). Ada juga dua kantor pos independen, satu di daerah Kota dan satu lagi di Tanjung Priok.

Di Jakarta masa ini, kantor pos utama (Kantor Pos Besar Pasar Baru) terletak tepat di belakang bekas bangunan kantor pusat dahulu yang sekarang berfungsi sebagai tempat untuk Perkumpulan Filateli Indonesia.

Demikianlah beberapa kawasan Jakarta tempo dulu yang dari masa ke masa menjadi saksi bisu dari setiap peristiwa sejarah yang terjadi. Sebagian bangunan tersebut saat ini menjadi cagar budaya yang keberadaannya dilindungi oleh pemerintah. Kawasan yang cukup besar dan masih banyak terdapat bangunan asli terletak di Kota, yang saat ini dikenal dengan kawasan Kota Tua dan menjadi salah satu tujuan wisata sejarah bagi warga Jakarta dan sekitarnya.



sumber gambar: kalender 2012 DAPENTEL

Tuesday, November 8, 2011

Vitamin C - Graduation (Friends Forever)


And so we talked all night about the rest of our lives
Where we're gonna be when we turn 25
I keep thinking times will never change
Keep on thinking things will always be the same
But when we leave this year we won't be coming back
No more hanging out cause we're on a different track
And if you got something that you need to say
You better say it right now cause you don't have another day
Cause we're moving on and we can't slow down
These memories are playing like a film without sound
And I keep thinking of that night in June
I didn't know much of love
But it came too soon
And there was me and you
And then we got real blue
Stay at home talking on the telephone
We'd get so excited, we'd get so scared
Laughing at ourselves thinking life's not fair
And this is how it feels

[1] - As we go on
We remember
All the times we
Had together
And as our lives change
Come Whatever
We will still be
Friends Forever

So if we get the big jobs
And we make the big money
When we look back now
Will our jokes still be funny?
Will we still remember everything we learned in school?
Still be trying to break every single rule
Will little brainy Bobby be the stockbroker man?
Will Heather find a job that won't interfere with her tan?
I keep, I keep thinking that it's not goodbye
Keep on thinking it's a time to fly
And this is how it feels

[Repeat 1]

La, la, la, la:
Yeah, yeah, yeah
La, la, la, la:
We will still be friends forever

Will we think about tomorrow like we think about now?
Can we survive it out there?
Can we make it somehow?
I guess I thought that this would never end
And suddenly it's like we're women and men
Will the past be a shadow that will follow us 'round?
Will these memories fade when I leave this town
I keep, I keep thinking that it's not goodbye
Keep on thinking it's a time to fly

Monday, October 24, 2011

Bakso Keju

Awalnya saya terinspirasi ingin mencoba membuat bakso sendiri waktu nonton acara Rachel Ray di metro tv kemarin. Di acara itu ada dua orang tamu yang membuat bakso, namun bakso ala Eropa yang disajikan dengan saus.

Akhirnya tadi sore saya langsung mewujudkan ide bikin bakso tersebut. Ternyata bahan-bahannya tidak terlalu banyak, cara membuatnya pun sangat mudah. Bakso ini kemudian saya kreasikan dengan keju di dalamnya, terinspirasi dari bakso keju yang dijual di kantin SMA saya, SMAN 78.

Bahan-bahannya adalah sebagai berikut:

1. Daging sapi cincang 250 gr

2. Tepung tapioka 5 sdm

3. Putih telur 1 butir

4. Bawang putih 3 siung

5. Garam 1 sdm

6. Merica 1 sdm

7. Pala secukupnya

8. Penyedap rasa kaldu sapi 1 bungkus

9. Keju secukupnya

10. Air es secukupnya


Langkah-langkah membuat:

1. Haluskan bawang putih dan pala, campur dengan garam dan merica.

2. Masukan daging sapi cincang, putih telur, beserta bumbu ke dalam blender, kemudian tambahkan air es secukupnya, blender hingga adonan halus dan tercampur rata.


3. Buat bulatan-bulatan adonan bakso menggunakan tangan atau sendok. Jangan lupa lumuri tangan atau sendok dengan minyak goreng agar tidak lengket.

4. Isi bagian tengah bulatan adonan dengan potongan keju.


5. Masak air hingga mendidih, masukan bulatan-bulatan bakso ke dalam air yang telah mendidih selama 15-20 menit.

6. Bakso siap dihidangkan. Bakso dapat dipadukan dengan kuah atau dijadikan masakan lain, misalnya capcay.


Saturday, October 15, 2011

Wis..Udah..

Wisuda STAN
12 Oktober 2011
Jakarta Convention Center


Wisuda itu....
Saat kamu terbangun di pagi hari buta dan tidak bisa tertidur lagi
Karena ingat bahwa hari ini adalah hari spesial

Saat kamu harus ke salon setelah Subuh
Memakai kebaya yang sudah dirapikan pada malam sebelumnya
dan senyum sumringah bahkan ketika mata baru terbuka dari tidur



Wisuda itu....
Saat toga dan jubah membuatmu bagaikan raja sehari
Saat mendapat bunga dari kawan kecilmu tersayang...





Saat bersuka cita dengan teman sekelas...



Bergembira dengan kawan seperjuangan...



Dan mengabadikan momen bersama sahabat...




Yang terpenting, wisuda itu adalah...

Saat orang tuamu menangis haru karena bahagia
Dan kamu tau bahwa dirimulah alasan di baliknya...



Happy graduation,
Alhamdulillah...














Wednesday, October 5, 2011

The Sweetest September :) (part 2)

Graduation...

Satu lagi hadiah super duper indah dan menakjubkan di bulan September yang lalu yaituKELULUSAN STAN ANGKATAN 2008. Setelah 3 tahun kami menempuh pendidikan di STAN, pada hari Jumat, 30 September 2011, secara formal kami telah dinyatakan lulus dari STAN. Alhamdulillaah... :')

Momen kelulusan ini secara formal dilewati dengan sebuah acara yudisium. Kami kembali ke 3 tahun lalu, berkumpul di gedung G dengan pakaian putih hitam dan dasi, tapi kali ini tanpa name tag Dinamika.



Acara dimulai dengan hikmad, ceramah Direktur STAN, diikuti pembacaan nama-nama mahasiswa yang mendapat predikat terbaik. Pada yudisium ini, spesialisasi akuntansi pemerintahan dan bea cukai mendapat kesempatan untuk yudisium bersama.



Setelah pembacaan peringkat 12 besar di akuntansi dan 3 besar bea cukai, yudisium dilanjutkan dengan pembacaan nama, peringkat, beserta IPK seluruh mahasiswa. Ya, seluruh mahasiswa -___- Mulai dari IPK tertinggi sampai terakhir. Alhamdulillah dari keseluruhan 6 semester, saya mendapat IP kumulatif (nyaris) cum laude :p yaitu 3,49. Hehehe..

Saat pembacaan peringkat mendekati urutan 10 terakhir (dari 780an), suasana menjadi gegap gempita, sorak sorai riuh rendah diteriakkan oleh seluruh mahasiswa baik yang duduk di lantai bawah, maupun di tribun. Setiap nama dipanggil, semua bersorak, bahkan ada yang sampai mengangkat-angkat temannya. Selain itu, kami juga membentuk wave di tribun. Justru meriah sekali, lebih ramai dibandingkan ketika pembacaan peringkat 10 besar nilai tertinggi.

Sekitar pukul 17.30, acara yudisium pun selesai, dan kami dinyatakan resmi menjadi keluarga alumni STAN :)



September 2011, sebuah akhir adalah permulaan dari awal yang baru...

"Of all the things I still remember
Summer's never looked the same
The years go by and time just seems to fly
But the memories remain" -Daughtry, September-

Sunday, October 2, 2011

The Sweetest September :)

Sekarang saya tau kenapa Vina Panduwinata bilang September Ceria. Dan kenapa Green Day said wake me up when september ends. Karena September itu ternyata indah. Saking indahnya bagaikan sedang tidur dan bermimpi indah. :P

September 2011 bener-bener full of barokah, alhamdulillah...

Kelahiran Keponakan Pertama

Dari mulai lebaran, kami sekeluarga udah mulai siap-siap menyambut kelahiran si ganteng, cucu pertama di keluarga saya, anak pertama dari kakak saya, dan tentunya keponakan pertama saya. Awalnya diperkirakan si jabang bayi akan lahir sekitar tanggal 20an September. Tapi ternyata ketika tanggal 13 september kakak saya sudah mulai mules. Meskipun 3 kali bolak balik ke RS, kata dokter belum waktunya melahirkan, kira-kira 4 hari lagi. Sampai akhirnya hari Kamis tanggal 15 september kira-kira pukul 3 pagi, kakak saya benar-benar tidak tahan mulesnya katanya, dan pada saat itu juga dibawa lagi ke RS.

Akan tetapi, kata dokter saat itu masih pembukaan 1 (duh..jadi ngomongin tentang lahiran gini -___-"). Waktu kakak saya ke RS itu, saya nunggu rumah bareng Babeh. Dari jam 2 pagi kami nggak tidur sama sekali. Deg-degan banget.. Sedangkan si kakak ke RS diantar suaminya sama mama. Akhirnya sekitar jam 6 pagi saya bisa tidur sebentar. Pikir saya, nanti agak siangan saja saya menyusul ke RSnya.

Jam 9 saya terbangun dan mama sudah ada di rumah. Kata mama, tadi kakak saya sudah diperiksa dan kata dokter, setiap kali kakak saya mulas-mulas, detak jantung si bayi di dalam perut agak melemah.. Waduuh.. :(

Akhirnya sekitar jam 10 saya, mama, dan babeh pun pergi ke RS. Sekitar jam 11, dokter datang lagi ke ruangan kakak saya dan bilang bahwa kakak saya harus dicaesar karena si bayinya terlilit tali pusar di leher. Keluarga saya pasrah saja, apapun cara melahirkannya yang penting bayi dan ibu selamat :'). Akhirnya pukul 13 kakak masuk ke ruang operasi.

Saat itu saya, mama, babeh, dan kakak ipar menunggu dengan harap-harap cemas. Beneran deh, nungguin orang lahiran itu rasanya lebih galau daripada nunggu pengumuman dosbing.

Sekitar pukul 14 ada bayi didorong keluar, tapi ternyata bukan keponakan saya... Sekitar 15 menit kemudian dokter-dokter yang mengoperasi kakak saya sudah mulai keluar, alhamdulillah operasinya sudah selesai. Kakak ipar saya pun dipersilakan masuk ke ruang operasi melihat bayinya, dan saya benar-benar tidak sabar ingin melihat :D

Sekitar pukul 14.30 ada dua orang bayi didorong dalam satu tempat dorongan, mama saya awalnya mengira bahwa mereka adalah bayi kembar. Tapi ternyata yang seorang adalah bayinya Bu Renny alias kakak saya...waaaaaaa...... Tapi sayangnya bayi-bayi tersebut langsung dibawa ke ruang bayi.

Bayinya laki-laki. Beratnya 2,44kg, panjangnya 45cm. Beratnya agak kurang dari bayi normal (2,5kg) karena kata dokter suplai makanan dari ibunya agak terganggu karena plasentanya agak tertutup lemak. Tapi bayinya sehat, nagisnya kencang, dan matanya langsung melek waktu dibawa di dorongan itu.. :)

Saya, mama, dan babeh langsung ingin melihat si bayi di ruangan. Awalnya kami melihat dari jendela yang agak jauh dari inkubator si bayi. Kami bingung yang mana bayinya. Tetapi, ada seorang bayi yang melihat ke arah kami dari kejauhan. Kami pun pergi ke jendela sisi seberang, dan bertanya pada suster yang mana bayi kakak saya. Dan ternyata benar, bayi yang melihat kami dari tadi itu adalah keponakan saya :* :* :*


Kami diizinkan beberapa menit melihat. Lucuuuuu banget, matanya sudah melihat-lihat ke arah kami, dan senyum-senyum.. Legaaa banget pas udah liat ponakan lahir dengan selamat dan sehat. hehehe...

***

Hari Minggu, tanggal 18 September, Firas, nama keponakan saya, sudah boleh dibawa pulang. Malam sebelumnya saya buatkan hiasan untuk menyambut kedatangannya.. Welcome home Firas Malik Ghassani :)


"Berjemur dulu aaaahh.. 8)"


Bersambung....

Sunday, August 28, 2011

Balada Dua Pendamping

Bukan. Ini bukan cerita tentang pendamping hidup. Bukan juga tentang pendamping mempelai pengantin :P. Ini hanya satu cerita tentang pendamping wisuda.

Untuk anak-anak STAN angkatan 2008 yang lulus tahun ini, mungkin perjuangan untuk mendapat jatah dua orang pendamping wisuda menjadi salah satu momen yang paling dikenang. Gimana nggak, sejak panitia wisuda ngumumin kalo jatah dua pendamping terbatas, sontaklah anak-anak pada heboh. Ada yang ngomel-ngomelin panitia, ada yang ngomporin yang ngomel-ngomelin, ada yang cuma nontonin temen-temen yang pada ngomel-ngomel, tapi ada juga yang mencoba menengahi dengan bijak.

Jadi setelah babibubabibu sama panitia (cuma lewat group facebook), akhirnya diputusin bahwa nanti yang tercepat mengantrilah yang akan dapat dua pendamping. Selebihnya, cuma akan dapat jatah satu orang pendamping. Oke, anak-anak tingkat 3 yang nyatanya lagi liburan selesai UAS dan nunggu kompre, pada nanggepin dengan sinis. Merasa liburannya terganggu buat ngantri daftar wisuda. Apalagi dengan kuota pendamping yang terbatas. Tapi mau gimana lagi, panwis tetep kekeuh sama keputusan mereka.. Hhhh...

Akhirnya, pada hari pendaftaran yang sudah ditentukan, anak-anak tingkat 3 berangkatlah dulu-duluan untuk ngantri daftar biar dapet 2 pendamping. Khusus anak akun, dapat pengecualian daftar tanggal 12 Agustus, beda sama spes-spes lain. Nah, karena kami daftar belakangan, kami jadi tau strategi spes-spes lain untuk mengantri. Ternyata mereka berangkat ke kampus sehabis sahur, bahkan ada yang sholat subuh di depan gedung. Yak, bagus sekali... -___-

Sehari sebelum pendaftaran untuk spes akun, PSAK yang tugasnya emang ngebantu anak-anak tingkat 3 dalam menghadapi segala hal menjelang kelulusa, mulai dari KTTA, UTS, UAS, UKS, dan termasuk sebagai fasilitator untuk komunikasi dengan panwis, akhirnya memutuskan untuk membuat sistem antrean khusus untuk anak-anak spes akun. Jadi kami bisa mengantri di lapangan A, dan antrean sudah dibuka dari jam 4 pagi. Nah, dari sati sisi, keputusan ini emang bikin antrean rapi dan kondusif. Tapi, di sisi lain, sistem ini ternyata malah bikin anak-anak makin gencar menyusun strategi buat bertempur. Termasuk saya.

Jadi, sore harinya kelas kami judulnya tentir bersama menjelang UKS, buka bersama di kosan si Jonki, dan...menyusun strategi. Tapi kayaknya strategi bersama ini kurang mempan deh karena masing-masing ternyata punya strategi rahasia sendiri... Ckckck.

Saya yang nggak ngekos, akhirnya terpaksa nginep di kosan Ni'un malam itu agar tidak ketinggalan untuk mengantri. Suasana malam itu sungguh mencekam. Hahahah..lebay ding. Karena Ni'un masih belum pulang ke kosan, akhirnya saya nunggu di kosan nenek. Tiba-tiba sekitar jam 11 malam, teman sekosnya si nenek ada yang udah siap-siap mau berangkat ke lapangan A dengan pakaian kuliah rapi. APAAAA??!!

Situasi pun semakin memanas. Nggak lama kemudian, temen-teman mulai update status facebook, bilang bahwa di lapangan A sudah mulai banyak yang mengantri. Padahal saat itu masih jam 12 malam. Selain itu, temen-teman sekelas saya juga sudah mulai menjarkom bahwa antrean mulai terisi. Ckckck...

Saya yang saat itu ada di kos Niun, akhirnya mulai siap-siap. Saya masak dulu buat bekal sahur. Niun masak nasi, saya masak lauknya. Sambil menunggu Niun menyelesaikan tugas BA, saya siap-siap, ganti baju kuliah, dan memasukkan bekal ke tempat makan. Heboh banget pokoknya. Apalagi kelasnya si Niun antrean sudah terisi sampai nomor 30 (dari jatah per tiga kelas hanya 57 orang).

Menu sahur ala chef Ika dan Niun


Setelah siap, kami berdua langsung capcus berangkat ke kampus sambil lari-lari. Bayangkan, jam setengah 1 malam kami pakai seragam kuliah rapi, kemeja dan rok panjang plus ngalungin KTM. Ketika sampai di gerbang Kalimongso, yang hanya berupa pintu pagar selebar kira-kira 1,5 meter dan tinggi kira-kira 2,5 meter, kami benar-benar kaget. Di sana kami lihat beberapa mahasiswi sudah memanjat karena pagar tersebut memang dikunci kalo malam. Ya ampun.. haruskah saya memanjat pagar besi berkawat itu???

T.E.R.P.A.K.S.A. Awalnya Niun manjat duluan. Saya yang masih takut, masih belum manjat. Tapi akhirnya saya mengikuti teman-teman lain memanjat pagar tersebut. Yak! Akhirnya kami berhasil masuk ke dalam kampus. :D

Tidak disangka, ternyata lapangan A sudah penuh dengan anak tingkat 3 akun yang mengantri. Saya sendiri dapat nomor antrean 39 kalo tidak salah, sedangkan Niun sudah dapat nomor 50an di line kelasnya. Setelah dicatat namanya, kami bisa menunggu di luar line. Benar-benar menakjubkan sodara-sodara! Semua berkumpul duduk-duduk di lapagan A mulai jam 1 malam, padahal antrean pendaftaran oleh PSAK baru dibuka pukul 4 pagi, dan antrean panwis baru resmi dibuka jam 8 pagi...


Suasana Lapangan A pukul 1 pagi


Wajah-wajah kemenangan setelah berhasil manjat pagar Kalimongso


Akan tetapi, kami tidak menyia-nyiakan momen spesial ini. Saya dan teman-teman sekelas menggelar alas dari kardus untuk duduk di dekat lampu, agar terang. Setelah itu masing-masing punya kegiatan, ada yang main kartu, ada yang tilawah baca Qur'an, bahkan ada yang (pura-pura) belajar baca modul. :P


Kegiatan sambil nunggu ngantri...


Nggak kerasa waktu sahur tiba. Saya dan Niun untungnya udah mempersiapkan bekal dari kosan. Teman-teman yang lain mulai membeli makan sahur di luar. Setelah itu kami pun sahur bersama dengan lesehan beralaskan kardus di lapangan A yang berumput...


Sahur bareng @ Lapangan A :)


Salah satu korban abis sahur -___-


Sampai akhirnya jam 4 pagi PSAK mulai mendata antrean. Ternyata setelah itu kami bisa pulang untuk sholat Subuh dulu, tetapi harus kembali ke antrean lagi pukul 6 pagi. Wiiihh..padahal ngantuknya nggak ketulungan karena semalaman nggak tidur sama sekali. Setelah bubar, saya ikut ke kos Niun lagi. Sholat Subuh dan mandi. Pukul 6 kurang beberapa menit kami balik lagi ke lapangan A dengan muka zombie yang belum tidur.

Pukul setengah 7, antrean masuk ke gedung I dimulai. Kami duduk di lobi sambil mengantuk-ngantuk. Alamaaak.. lama betul ngantrinya. Saya baru dipanggil sekitar jam setengah 9. Jadi total untuk ngantri kami yaitu selama 8 jam.. T______T

Akhirnyaaaaa....setelah perjuangan keras dapatlah tiket 2 pendamping wisuda. Alhamdulillah yah..Semoga semuanya lancar.. Wisuda, Here We Come.... ^.^

Tuesday, August 23, 2011

14 Ujian

Baru saja saya melengkapi ujian keempat belas. Kalo di awal saya harus melewati USM, di akhir ini saya harus melewati UKS (Ujian Kompetensi Spesialisasi, semacam kompre tertulis gitu lah). Ditambah 6 UTS dan 6 UAS. Lengkaplah keempatbelas ujian-ujian ini.

Seneng. Lega. Bersyukur banget pastinya. Dulu waktu tingkat 2, saya sama temen-temen suka ngitungin berapa ujian lagi harus dilewati sampe kami lulus dari STAN ini. Dan sekarang kami tiba juga di titik ini.

Setelah lulus UKS, berarti kami resmi lulus dari STAN. Tiga tahun bener-bener nggak kerasa. Alhamdulillaah.. Mudah-mudahan kami lulus UKS satu putaran ya.. ^.^

Next: Wisuda, Behind The Story....

Wednesday, August 10, 2011

Ketika Banci Kuis Beraksi

Semenjak tingkat 3 akhir ini, temen-temen saya jadi pada aneh. Segala macem kuis di TV diikutin, mulai dari Kamu Pasti Bisa, Rangking 1, Main Kata, sampai Super Deal 2 Milyar. Nggak tau kebiasaan aneh anak-anak tingkat 3 ini apakah disebabkan oleh tren anak muda jaman sekarang yang suka ikut kuis, karena kebanyakan waktu luang, atau karena....nyari dana untuk bayar utang? :P

Nah saya mah selaku masyarakat tingkat 3 yang agak-agak nggak ada kerjaan, seneng-seneng aja kalo ada yang ngajakin ikutan kuis. Lumayan muncul di tipi, itu niat awal yang sucinya. Ya syukur-syukur alhamdulillah banget kalo berhasil menang bawa hadiah (untuk bayar utang, red)...

Sekitar sebulan yang lalu, kelas saya ditawari ikutan kuis Rangking 1 di trans tv. Karena dari dulu emang pingin ikutan kuis ini, saya bela-belain "cuti" ngajar biar bisa ikutan. Kami satu tim pun akhirnya ke salah satu studio trans tv dengan kendaraan andalan kami, metromini.

Sampai di sana, setelah ada sedikit masalah mengenai siapa-yang-berhak-tampil hari itu dengan tim lain, akhirnya tim kami berhasil juga mejeng di rangking 1. Tapi singkat kata, sayang seribu sayang, tim kami tidak berhasil menang di kuis tersebut. Meskipun demikian, lumayanlah kami bisa menyaksikan penampilan Maliq d'essential yang jadi bintang tamu di episode tersebut.

#1 Niat suci ikutan kuis di tv: muncul di layar kaca dan dapet nasi kotak gratis. Bonusnya ketemu artis (selain Pak Tarno lho ya...).


Kesempatan kedua: Super Deal 2 Milyar
Kalo yang ini bener-bener gak saya rencanakan. Awalnya temen-temen saya yang ikut audisi. Tiba-tiba waktu dipanggil untuk ikutan superdeal, 3 orang dari tim yang beranggotakan 5 orang sedang pulang kampung. Maka jadilah saya tau-tau diajakin ikut.

Dress code: style tahun 80an
Nah lhoh, pada bingung. Searching-searching di mbah google, liat-liat foto jadul, akhirnya dapet ide juga. Secara kalo ikut superdeal ini dandanannya kudu yang gelo bin ajaib, akhirnya terjadilah itu kreasi tabrak motif, lintas budaya, dan mix and match baju-baju dan aksesoris yang ada...

Hmmm...awalnya nih yaa.. awalnya saya gak boleh mengupload foto ini.. Tapi, demi kemaslahatan, akhirnya saya dapet ijin juga dari yang empunya, dengan syarat gak boleh nyebut namanya di sini. Ssssstttt.... jangan pada kaget ya. Ini limited edition picture waktu kami lagi fitting kostum.



Alhamdulillah inilah kreasi kami. Alhamdulillah yah punya temen ganteng-ganteng dan percaya diri... *keselek* *pingsan*

#2 Totalitas itu perlu, berani malu itu modal

Oke lanjut, kami berangkat ke studio antv yang letaknya di cawang, padahal rumah saya di jakarta barat. Jadilah kami berlima nyasar-nyasar. Perjalanannya berasa jauuuuuuuhhh banget, apalagi menjelang sore. Tapi untungnya kami sampai juga tepat waktu di sana.

Sampai di depan studio agak-agak keder juga, orang-orang pada heboh banget dandanannya, sedangkan kami belum dandan sama sekali. Sekitar pukul setengah 6 sore tiba-tiba langsung disuruh masuk ke studio, jadi buru-burulah kami ganti kostum dan make up-an seadanya...




Adzan magrib pun berkumandang, kami buka puasa dulu di studio sebelum acara dimulai. And the show begins.... mulai dari presenter yang cuap-cuap, peserta yang jingkrak-jingkrakan dengan dandanan heboh, semua berawal baik-baik saja sampai ketika segmen kedua tiba-tiba Indra Bekti ngajak saya turun dan bermain "trading". Huaaaa.... apa-apaan ini....

Rasanya dipilih untuk trading superdeal itu seperti...mmm..ya seperti kita main kuis yang berhadiah 2 milyar -____-. Segala strategi yang disusun sebelumnya langsung buyar waktu saya ke depan, disorot kamera dengan dandanan kacamata "alay" kuning, rok kembang-kembang yang super rame, dan slayer ungu yang kaya akan motif, huh pokoknya genjreng tabrak motifnya. Sok cool waktu ditawarin Indi Barends antara pilih box warna kuning atau tirai 2.

Bingunglah saya jadinya. Tiba-tiba dunia berputar-putar. Penonton pun rame banget teriak-teriak di belakang, tapi ada 1 suara ibu-ibu yang jelas banget kedengeran di belakang saya "pilih box kuning aja ka..biar sama warnanya kayak kacamata". Oh oke, akhirnya saya yakin untuk men"deal"kan box kuning. Deg-degan juga karena Indi Barendsnya langsung mendealkan, gak nawarin apa-apa lagi (tapi ada teman saya yang bilang kalo saya sempat ditawari shopping bag pink yang ternyata kemudian isinya tirai 3 yaitu mobil, nggak taulah saya). Pikir saya kalo cepet gini jangan-jangan isinya zonk... Emaaaaakkk....

Tirai 2 yang nggak saya pilih pun dibuka, ternyata isinya...... ZONK!Bak mandi bekas... Selamet2...


Oke, box kuning pun dibuka...3...2....1..... ternyata isinya.....

*apaan sih itu, gak jelas keliatan dari samping*
*2 unit blackberry blablabla senilai blablabla, kata Indra Bekti*

Waaaaaa.... Alhamdulillah yaa Allah... ^^

Saya seneng banget, tim saya juga tentunya... Saya seneng karena nggak dapet zonk. hehehe...

Akhir cerita di episode itu ada ibu-ibu yang dapet 2 motor, 1 motor, dan mahasiswi juga yang dapet uang tunai 10 juta. Sayangnya, ibu-ibu yang dapet 1 motor malah menantang ikut babak 2 Milyar, jadi ibu itu hadiahnya hangus karena nggak berhasil menebak papan "bintang".

Meskipun ternyata hadiahnya nggak langsung dikasih, tetapi harus nunggu berbulan-bulan, ya kami tetep bersyukur banget bisa dapetin hadiah di kuis superdeal 2 Milyar... :D


#3 Main kuislah sebanyak-banyaknya selagi muda













Thursday, August 4, 2011

Yang Jadoel, Yang Gaya....

Iseng-iseng tadi siang buka album keluarga yang isinya foto-foto jadul alias jaman dulu banget. Sebenernya sih niatnya mau cari referensi fashion style tahun 80an untuk acara minggu depan, tapi lama-lama malah jadi keseruan, cekikikan sendiri ngeliat foto-foto keluarga saya. Mulai foto mama waktu jaman SMP, SMA, foto babeh tahun 70an yang nggayanya nggak kuku deh :D, foto saya sama si kakak dari jaman orok, TK, SD, waaaaa..... thanks to penemu kamera yang udah membuat alat untuk menangkap memori-memori indah dan mengabadikannya dalam lembaran foto... :D

Ini nih yang nggaya yang keren yang jadul tapi tetep oke... :D


Babeh, September 1977. Usianya 21 tahun. Gaya buangggeeett yee.. hehehe. Masih kurus Babeh waktu itu, masih seumuran saya sekarang berarti :D



My parents' wedding. Tahun 1984. Di sini Babeh udah agak gemuk ya.. Mama masih 19 tahun lho... haaaaa...love this picture so much! :*



Tahun 1986. Si kakak udah nongol (yang digendong sama mama). Terus ada Alm. Aki sama Emih (Kakek dan Nenek saya tercintah). Ini di asrama TNI di daerah Majalengka, Jawa Barat. Aki sama Emih saya gaya kan, nurun deh ke saya :3


Nah yang ini nih yang oke. Saya udah nongol. Hehehe. Sekitar pertengahan tahun 1990, saya masih berumur 6 bulan. Imut imut kan? hehe.. Sebelahnya si kakak yang udah 5 setengah tahun. Ini lagi di rumah Emih di Kuningan, Jawa Barat. Pulang kampung yang pertama kali untuk saya. :D



Waaaaawawawa... Jangan ditiru yaaak. Lebaran tahun 1992. Itu ketupat buat dimakan, darling..bukan buat diinjek >.<



Perpisahan TK tahun 1996. Ane yang di sebelah kanan. Ini bukan bakal calon Trio Macan loh yaaaa... :D



Itulah sebagian kecil dari foto-foto di album keluarga saya. Pantes aja sekarang seneng banget difoto ya, lah orang kalo main ke rumah Emih, ada tumpukan album keluarga yang lebih lengkap lagi. Dari tahun 1960an. Berarti bakat seneng difoto dan ngumpulin foto dari Emih nurun ke saya. Hihihihi... :D



Wednesday, August 3, 2011

Indonesia International Motor Show 2011

JIExpo. Saturday night. July 30, 2011.




























Rindu-Rindu Aizawa

"Tetes air mata mengalir sedih aku pun menangis dalam bayang sepi..Sungguh ku mengenal semua sifatmu namun ku tak mampu ucapkan kata.."

Bukan, saya bukan lagi bermenye-menye berpuisi. Hehehe.. Tiba-tiba suka spontan nyanyi potongan lirik lagu itu, tapi saya lupa itu lagu apa. Akhirnya saya googling dan ternyata di OST Dorama Rindu-Rindu Aizawa. Ada yang masih inget serial Jepang ini?

Waktu jaman saya SD serial ini diputer di TPI. Agak lupa sih sinopsis lengkapnya gimana. Yang saya inget cuma bagian waktu si Aizawa ngaku-ngaku jadi cucunya orang kaya dan dia rela pundaknya dicap pake besi panas untuk bikin tanda lahir palsu. Hiii.... Terus yang saya inget ini film sedih banget, si Aizawanya menderita melulu baik di part 1 maupun part 2 -___-"

Ini cuplikannya di youtube..


Ternyata judul aslinya Ie naki ko.
Hmmm..jadi mau nonton lagi deh... :D
 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com