Pages

Monday, December 8, 2014

Couple Trip: Malang, Batu, Bromo (Bagian 2: Kota Batu)

Kota Batu memang layak disebut sebagai kota wisata. Selain keindahan alam dan kesejukannya, sekarang kota Batu juga memiliki banyak tempat wisata. Jenis wisata yang ditawarkan pun beragam, mulai dari wisata alam, taman bunga, taman bermain, bahkan museum. 

Setelah berkendara sekitar satu jam, kami tiba di hotel Sumber, yang sebelumnya telah kami booking lewat agoda. Meskipun hotel ini terletak agak masuk ke dalam, di antara perumahan warga, namun dari halamannya kita dapat melihat pemandangan yang luar biasa indah. Pegunungan sambung menyambung dan kerlip cahaya lampu kota terlihat dari balkon kamar kami. Lagi-lagi kami sepertinya menjadi satu-satunya tamu di hotel tersebut. Jadilah hotel ini bagaikan villa pribadi saja dan bebas berenang di kolam seperti privat swimming pool. Hehehe..

 
Sumber Hotel, Kota Batu

Agenda sore itu kami akan jalan-jalan sore di alun-alun Batu kemudian ke Batu Night Spectacular untuk membuktikan seberapa spektakulernya :p

Alun-alun Kota Batu

Sekitar pukul 5 sore kami tiba di alun-alun kota Batu. Jujur alun-alunnya memang bagus, berkonsep taman bertema dengan bianglala raksasa di tengahnya. Dari atas bianglala ini pemandangan kota Batu dapat terlihat, tetapi sayangnya sewaktu kami ke sana bianglala sedang rusak :(


Alun-alun ini memiliki beberapa bangunan dengan ikon kota Batu, yaitu air mancur dengan lambang buah apel, serta bangunan berbentuk apel dan stoberi raksasa. Selain itu, taman juga dihiasi dengan lampion-lampion berbentuk hewan, seperti sapi dan kelinci. Mungkin hewan-hewan tersebut merupakan salah satu ciri khas kota Batu yang memiliki banyak peternakan sapi.



 

Di sekitar alun-alun cukup banyak penjual makanan sehingga kita tidak takut susah  mencari makan. Sepertinya alun-alun ini memang menjadi tujuan wisata dan tempat bersantai bagi wisatawan maupun warga kota Batu karena semakin sore semakin banyak pengunjung yang datang. Di seberang alun-alun terdapat Masjid Raya Kota Batu yang besar dan megah. Pokoknya daerah alun-alun ini memang menjadi pusatnya kota Batu.

Batu Night Spectacular
Mungkin sekarang wisata lampion sudah ada di beberapa kota di Indonesia, salah satunya Batu Night Spectacular (BNS) ini. Dalam satu kawasan BNS, ada beberapa bagian selain taman lampion, yaitu taman bermain, pasar malam, rumah hantu, dan rumah kaca. Konsepnya gabungan antara taman wisata dengan pasar malam.


Kami tiba di BNS sekitar pukul 7 malam, setelah sebelumnya kami sholat Maghrib di Masjid Raya Kota Batu, di seberang alun-alun. Jarak dari alun-alun ke BNS tidak terlalu jauh, sekitar 10 menit naik motor. Tiba di BNS ternyata pengunjung tidak terlalu ramai, lagi-lagi inilah enaknya kalo liburan bukan pada musim libur panjang, hehe.. Tiket masuk per orang Rp20.000, itu hanya untuk masuk kawasan BNS. Untuk naik wahana permainannya kita harus membayar tiket tambahan lagi.

Saya dan suami hanya mencoba naik sepeda kayuh udara saja karena kurang tertarik dengan permainan-permainan lainnya. Setelah naik sepeda kayuh, kami langsung masuk ke Taman Lampion dengan menmbayar tiket Rp 12.500 per orangnya. 


Taman Lampion di BNS cukup luas, dengan ratusan bentuk dan puluhan tema lampionnya. Ada tema kartun-kartun terkenal, taman, dan bangunan-bangunan. Suasananya juga cukup enak buat jalan-jalan malam.


Setelah puas keliling dan foto-foto kami keluar dari Taman Lampion dan menuju ke Night Market untuk melihat-lihat kaos dan souvenir yang dijual.

Songgoriti
Hari kedua di Kota Batu sebenarnya kami ingin wisata ke beberapa tempat, namun karena waktu yang terbatas kami hanya berkunjung ke Kusuma Agro saja. Sebelum rencana dilaksanakan, pagi harinya kami penasaran ingin berkeliling ke daerah sekitar hotel dengan mengendarai motor. 

Untungnya lokasi hotel kami strategis sehingga mudah kemana-mana. Jalan-jalan pagi kami melewati Jatim Park 1 dan Jatim Park 2, serta Museum Angkut, namun kali ini kami belum sempat mampir karena tempat wisata baru dibuka sekitar pukul 12 siang.

Setelah jalan beberapa lama, kami tiba di daerah yang bernama Songgoriti. Ternyata di wilayah ini banyak terdapat villa. Selain itu, di Songgoriti juga terdapat candi, pemandian air panas, wisata paralayang, serta peternakan sapi. Ingin mencicipi produk dari peternakan sapi langsung, kami pun mampir sebentar di inkubator agribisnis yang ada di pinggir jalan. Ternyata di bawahnya langsung ada peternakan sapi yang produknya dijual di tempat ini. Produknya beragam, mulai dari susu, nugget, permen susu, yoghurt, sampai stik susu.




Selesai berkeliling, kami kembali ke hotel untuk siap-siap ke Kusuma Agro Wisata (tulisan di Batu ini masih bersambung karena sebagian foto masih di hp yang memory cardnya tiba-tiba error T_T)

Saturday, December 6, 2014

Couple Trip: Malang, Batu, Bromo (Bagian 1: Kota Malang)

Sudah lama sebenarnya saya ingin wisata ke kota Malang dan Bromo, namun baru bulan November kemarin saya dan suami bisa kabur sebentar dari kesibukan kantor untuk mengambil cuti dan jalan-jalan. Kali ini tujuan kami adalah menjelajah kota Malang, Batu, dan terakhir ke Gunung Bromo.

Kira-kira dua minggu sebelum keberangkatan kami baru mencari tiket kereta. Kami naik kereta Mataramaja, yang ekonomis alias murah saja ;) Alhamdulillah tiket masih tersedia, meskipun agak kecewa karena pulangnya kami harus beli dua tiket untuk kereta yang sama dengan keberangkatan Malang-Solo Jebres dan Solo Jebres-Jakarta karena tiket langsung Malang-Jakarta sudah habis terjual. Sebenarnya aneh, padahal kursi yang kami duduki dari Malang, yang seharusnya diisi penumpang lain dari Solo, justru tetap kosong sampai ke Jakarta :(

Kami berangkat dari rumah naik motor ke Stasiun Senen, selanjutnya motor kami titipkan di penitipan selama 4 hari kami pergi dengan biaya penitipan Rp5.000 per hari. Sampai di stasiun Pasar Senen sekitar pukul 2 siang sehingga waktu agak longgar untuk makan siang dulu sambil menunggu kedatangan kereta Matarmaja.

Tidak berbeda jauh dari jadwal, mendekati pukul 15.30, kereta Matarmaja pun tiba dan siap-siap untuk berangkat. Oh iya sekedar tips dari saya, jika memesan tiket kereta ekonomi lewat website KAI, jangan terkecoh ketika memilih tempat duduk. Meskipun dalam gambar susunan tempat duduk adalah AB (2 tempat duduk) dan CDE (3 tempat duduk), namun kenyataannya susunan yang benar adalah ABC-DE. Jadi yang ingin duduk berdua saja, pilihlah kursi DE, sedangkan yang bertiga pilih kursi ABC.

Kami tiba di Stasiun Malang sekitar jam 7 pagi, agak ngaret dari jadwalnya. Kami pun langsung keluar Stasiun untuk menunggu orang yang mengantarkan motor yang akan kami sewa. Setelah kami mendapat motor sewaan, tujuan pertama adalah Masjid Agung kota Malang. Suami mengajak kami ke Masjid dulu untuk sholat Dhuha, numpang bersih-bersih, cuci muka (atau mandi), berhubung kami hari pertama kami booking hotel di daerah Batu dan baru boleh check in jam 12 siang.

Dilarang (numpang) Mandi!

Tapi sayangnya kami kecewa ketika tiba di Masjid Agung kami disambut seorang satpam di gerbang yang sangat ketus menanyakan kami mau ngapain. Sebegitu mencurigakankah sepasang suami istri datang ke masjid dengan menggembol tas ransel besar? :( Suami saya pun menjawab mau sholat Pak, kemudian kami masuk. 

Ternyata, di toilet dan tempat wudhu saya bertemu dengan yang lebih galak dari satpam di depan. Ketika saya bertanya dimana toilet kepada seorang Ibu yang sedang membersihkan tempat wudhu, Ia langsung berkata "Ora adus yo Mba.. " (jangan mandi ya mba) Huhu.. sebeeel.. sampai ketika saya mau masuk toilet, saya disuruh meletakkan tas ransel saya di luar pintu karena Ia takut kalo saya mandi. Jadilah saya hanya cuci muka saja, itu pun buru-buru karena si Ibu memanggil-manggil saya, "Mba.. ora adus yoo.." :(

Masjid Agung Kota Malang

Bakso Bakar Pak Man 
 
Setelah sholat Dhuha dan istirahat sebentar di Masjid, kami pun melanjutkan perjalanan untuk wisata kuliner ke bakso bakar Pak Man. Dengan berbekal google map, kami berhasil menemukan tempat  kuliner yang sudah lumayan terkenal ini. Ternyata letaknya di komplek perumahan, dekat SMP. Meskipun begitu, sepertinya bakso bakar Pak Man ini menjadi salah satu tempat nongkrong dan kumpul-kumpul anak muda di Malang. 

Selain bakso bakar, Pak Man juga menyediakan bakso kuah, mungkin di Jakarta inilah yang sering disebut bakso Malang. Kami mencoba kedua menunya. Bakso kuahnya enaak, tapi bakso bakarnya super pedeeeees sampai yang kerasa cuma pedesnya aja. :'D

Harga bakso bakarnya per porsi Rp20.000 isi 10 buah, dan bakso kuah Rp2.000 per buahnya. Lumayan mahal, tapi rasa cukup menantang bagi yang suka pedas.

Toko Oen

Ini dia yang paling saya tunggu dari jauh-jauh hari rencana ke kota Malang: mencoba es krim di Toko Oen. Penasaran rasanya sejak saya lihat liputannya di tv. Ternyata letak toko yang menjual es krim hand made dari zaman Belanda ini tidak terlalu jauh dari stasiun, hanya sekitar 5 menit. Letaknya juga pas di pinggir jalan, shingga sangat mudah ditemukan.

Ketika sampai di Toko Oen, kami merupakan satu-satunya pengunjung yang datang saat itu, maklum lah karena kami datang pagi hari di hari kerja. Toko pun kelihatannya belum lama buka, jadi petugas masih bersiap-siap. Beberapa saat kemudian barulah datang pengunjung lainnya.

 
Toko Oen, Kota Malang

Interior Toko Oen memang orisinil masih merupakan interior jaman Belanda. Ruangannya, kursi dan meja, bahkan seragam petugasnya pun seperti suasana tempo dulu. Bahkan menurut saya, seragam mbak-mbaknya itu seperti seragam yang ada di cerita-cerita jaman Belanda dulu. Hehe..

Selain es krim, Toko Oen juga menyediakan minuman dan roti. Harga mulai 15 ribu sampai puluhan ribu. Saat itu saya memesan banana split yang harganya Rp40.000 per porsi (dimakan berdua, hahaha). Rasanya ternyata memang enak.. mirip seperti es krim Ragusa di Jakarta. Terasa susunya, tapi tidak kental. Tekstur butiran esnya juga terasa sekali. Enak pokoknya! :)




Setelah mencicipi beberapa kuliner di kota Malang, saatnya kami bersiap-siap untuk menuju kota Batu karena penginapan hari pertama kami ada di sana. Jarak Malang ke Batu tidak terlalu jauh sehingga masih dapat kami tempuh menggunakan motor sewaan dalam waktu sekitar satu jam saja :)








Wednesday, September 10, 2014

September Ceria

Setelah akhir bulan kemarin kami disibukkan oleh urusan pindahan, alhamdulillah akhirnya terhitung mulai tanggal 31 Agustus 2014 kami resmi tinggal di rumah baru. Meskipun masih berantakan, sedikit demi sedikit mulai kami susun barang-barang seabreg yang semula kami kardusin. Baju-baju mulai agak rapi dimasukkan ke lemari, piring dan panci sudah tersusun di dapur, tinggal beberapa barang campuran aja yang masih tersisa satu kardus di kamar belakang, sisanya sudah dinaikkan ke gudang di loteng atas. 


Akhir pekan kemarin kami sudah bisa mulai agak santai. Saya kembali menjalankan rutinitas kulakan jilbab di Sabtu pagi dan suami bisa main lagi dengan komputernya :p Pojokan ruang tamu pun sementara sudah saya sulap menjadi "butik mini" Laiqashop. Tiap malamnya sepulang dari kantor "butik mini" ini berantakan karena jilbab-jilbab yang saya gelar, baik itu untuk dipacking, atau cuma dipajang dan difoto stok yang masih tersedianya. Mudah-mudahan "butik mini" ini akan segera jadi butik beneran dan buka menjadi toko offline, bukan cuma online.


Oh iya, minggu kemarin saya dan suami menyempatkan diri mampir ke tukang tanaman yang banyak berada di sepanjang jalan Graha Raya. Menurut orang-orang harga tanaman hias di sana murah-murah dan kebetulan dari rumah ke Graha Raya cukup dekat, hanya sekitar 15 menit naik motor. Jadilah kami ke sana sore-sore, sekitar jam 5. Sampai di sana kami mampir ke beberapa toko tanaman di sepanjang jalan dan memutuskan untuk fokus ke satu toko yang koleksi tanamannya kelihatan cukup lengkap.

Ternyata memang benar harga tanaman di sana sangat murah. Bunga soka mini yang biasanya berharga Rp10.000-Rp12.500, di Graha Raya hanya Rp5.000-Rp7.000 saja. Tanaman-tanaman kecil untuk pembatas hanya Rp1.000 saja! Wow.. Sedangkan tanaman hias lain bervariasi mulai dari Rp5.000 sampai puluhan ribu. Akhirnya saya membeli tanaman walisongo seharga Rp7.500, dua tanaman melati-melatian seharga Rp5.000, dan 10 buah tanaman kecil seharga Rp1.000. Sebenarnya mau melihat-lihat lebih lama, namun karena sudah Maghrib kami terpaksa membeli seadanya dulu dan langsung pulang ke rumah.

Sampai di rumah tanaman yang agak besar saya pindahkan ke pot langsung, sedangkan yang kecil-kecil belum sempat saya pindahkan dari tempat plastiknya (----sampai sekarang----) karena sudah terlalu malam. Sementara tanaman-tanaman kecil hanya saya susun dan saya letakkan di bawah tanaman pucuk merah biar tidak terlalu kepanasan pada siang hari.


Yang paling membahagiakan bulan ini, selain mulai menempati rumah baru, yaitu lahirnya keponakan kedua saya. Ya, Si Firos akhirnya punya adik lai-laki :D Hari Selasa, 09 September 2014, si bayi Alhamdulillah lahir dengan sehat dan selamat secara cesar. Welcome to the world, keponakan kedua yang belum diberi nama, lucuuuuuuu bangeeeeeet.:* Akur-akur yaa sama kakak Firos. Semoga kalian cepet punya sepupu dari Tnte Ika yaa :)



(Sekian dulu, nulisnya buru-buru karena udah dipanggil senam sore di kantor.. :D)







































Wednesday, September 3, 2014

Kisah Dibalik Rumah Cendana

Beberapa minggu sebelum hari pernikahan, waktu itu kami mulai mencari-cari rumah kontrakan untuk tinggal. Suami tidak mau tinggal serumah dengan orangtua saya, agar lebih mandiri. Saya manut aja, karena saya pikir dengan pisah rumah dari orangtua kami akan belajar untuk mandiri. 

Salah syarat kontrakan rumah dari saya yaitu kalo bisa jangan kontrakan petak karena bingung jika ada keluarga datang dan menginap akan tidur dimana. Muter-muterlah suami ke sekitar PJMI, Pondok Safari, Ceger, sampai Jalan Bonjol. Ada beberapa nominasi rumah yang akan kami kontrak saat itu, salah satunya sebuah rumah berwarna pink di ujung tanjakan, Jalan Cendana, Pondok Safari.

Pertama kali dikirimkan foto-foto rumah tersebut, saya agak sedikit ragu. Kok dalamnya berantakan, kok udah tua rumahnya, kok kotor :( Tapi setelah diajak melihat langsung dari depan, hmm.. ya tidak terlalu buruk. Apalagi pemilik rumahnya mau merapikan bagian-bagian rumah seperti yang kami minta, antara lain mengecat dinding yang belum selesai dan memperbaiki plafon kamar.

Ternyata kami berjodoh dengan rumah itu. Rumah berwarna pink di ujung tanjakan, Jalan Cendana. Tempat pertama yang kami tuju setelah acara pernikahan kami selesai. Rumah tinggal pertama kami setelah menikah. Tempat kami pertama kali belajar berkeluarga. Tempat kami mengerjakan hal-hal yang masing-masing kami senangi: suami main game, saya ngemil dan tidur. Serta kami belajar membangun bisnis kami masing-masing, suami rapat dengan teman-teman bimbel, saya sibuk melipat jilbab-jilbab dagangan.

 Rumah Cendana, Ika, dan Pamulak

Rumah Cendana memiliki banyak cerita, banyak kenangan untuk kami, meskipun hanya kurang dari setahun kami menempatinya. Cerita tentang saya yang berburu kecoak dan suami kebagian bersih-bersih kotoran tikus (ini yang paling saya sebelin, ternyata karena ini rumah tua jadi banyak tikusnya T_T). Ada juga cerita suatu malam, ketika tetangga sebelah semua kosong dan sepiiii sekali saya yang belum tidur mendengar suara ciiit...ciiiit...ciiit.. seperti anak ayam langsunglah saya ngibrit ke kamar karena di depan rumah kami kebetulan ada rumah tua yang sudah bobrok dan tidak ada yang menempati, jadi saya berpikiran macam-macam deh.. hiiiiiiih... Alhamdulillah Rumah Cendana juga sudah sering dikunjungi teman-teman kami, bahkan ada pembeli jilbab yang langsung datang setiap minggu ke rumah kami.

06 Oktober 2013-31 Agustus 2014. Terimakasih Rumah Cendana yang telah memberikan segudang cerita untuk dikenang sampai kami kakek nenek nanti.

Wednesday, August 27, 2014

Mesin Jahit Impian

Entah ada hubungannya atau nggak dengan bakat turunan nenek saya yang dulu pernah jadi penjahit, dari kecil saya sudah suka dengan jahit-menjahit. Sekitar kelas 3 SD saya sudah bisa membuat baju barbie sendiri, meskipun dengan jahit tangan dan tanpa pola. Selain itu saya senang sekali setiap ikut orangtua saya ke tukang jahit karena saya bisa minta bahan sisa-sisa jahitan untuk dijadikan baju barbie :D

Beruntungnya saya ketika SMP mendapatkan pelajaran tata busana sebagai salah satu muatan lokal. Saya jadi pernah praktik membuat baju beneran, mulai dari rompi bolak-balik, celana pendek, sampai blus atasan, membuat pola, memindahkan pola ke kain, dan berbagai kegiatan jahit menjahit lainnya. Senangnya ketika itu hasil praktik saya diminta oleh Ibu Guru untuk contoh karena menurutnya paling rapi (padahal sebenernya banyak dibantuin mama juga sih jahitnya, hehehe..)

Entah kenapa akhir-akhir ini keinginan untuk punya mesin jahit muncul, mungkin gara-gara keseringan melihat onlineshop di facebook yang menjual mesin jahit portable. Setelah browsing sana-sini, keseringan sih mampir ke sini: www.bursamesinjahit.blogspot.com dan www.anekamesinjahit.com, saya jadi mulai tau jenis-jenis mesin jahit. Awalnya mungkin saya hanya tau butterfly, brother, dan singer, tetapi sekarang ada incaran baru mesin jahit yang saya mau: Janome LR 1122. Berbeda dari merk lain, Janome ini ternyata masih buatan Jepang, dan bodynya full besi, sedangkan merk lain kebanyakan bodynya fiber. Memang sih saya belum paham-paham amat masalah spesifikasi mesin jahit, tetapi hasil baca sana sini sepertinya mesin jahit ini yang paling pas dengan kebutuhan saya (halah..paling ujung-ujungnya cuma buat eksperimen aja :P).

 
LR1122 incaran saya

Tetapi eh tetapi, ternyata impian belum berjalan mulus semulus jalan tol JORR yang masih baru karena harga mesin jahit portable ternyata berjut jut, sedangkan duit di celengan belum mencukupi T_T. Berharap aja mudah-mudahan tiga huruf cair lagi bulan ini, atau dapet hadiah undian, atau si tuan suami bersedia membelikan sebagai hadiah ulang tahun pernikahan ke-1 nanti. Huehehehe..

Janome Hello Kitty yang cuuuuuteeee bangeet, tapi sayangnya tipe ini nggak dijual di Indonesia

Tuesday, August 26, 2014

P.I.N.D.A.H.A.N. (Soft Launching)

Mungkin suami saya akan senyam-senyum ketika baca postingan ini (itu pun kalo dia masih ingat alamat blog saya). Dua minggu ini merupakan fase yang sangat penting bagi kami karena kami akan pindah rumah. Sebuah fase yang bikin capek, deg-degan, pusing, seneng, semua campur jadi satu. Alhamdulillah di bulan ke-10 usia pernikahan ini, kami akan pindah ke rumah baru, rumah milik kami.

Dengan ridho dari Allah, dan bermodal kenekatan, akhirnya kami berhasil membeli sebuah rumah mungil di Selatan Jakarta, 5 menit dari kampus kami dulu, dan 25 menit dari rumah orang tua saya. Jangan kira prosesnya ini singkat dan kilat. Diawali dengan "ngomporin" suami saya sekitar akhir tahun lalu, dan berlanjut malah dia yang jadi "kompor" untuk beli rumah. Kami pun keliling-keliling daerah Bintaro, Ceger, Ciputat berbekal iklan-iklan perumahan baru ataupun rumah yang dijual dari toko bagus, rumahdijual.com, kaskus, dan lain-lain. Akhirnya malah kami menemukan perumahan baru yang jaraknya hanya sekitar 700 meter dari rumah kontrakan kami.


House of Laika (Pamulak dan Ika)

Setelah menemukan rumah yang cocok, mulailah kami mikir gimana caranya bayar ini rumah, kali aja bisa bayar pake daun :p Kebanyakan sih Tuan suami yang mikir sampai mempelajari sistem KPR dari beberapa bank, sedangkan saya cuma nyemangatin aja, kadang-kadang ngerecokin juga siih..hehehe..

Setelah mantap, kami pun akhirnya melakukan akad kredit sekitar bulan April, dan rumah kami pun mulai dibangun. Emang dasar pasangan yang banyak maunya, kami nggak mau desain rumah sesuai default dari developer, kami gambar sendiri (pake microsoft excel :D) denah rumah yang kami inginkan. Untung aja developernya memahami hasrat pasangan muda ini...... -__-

Singkat cerita, setelah hampir tiap minggu kami tengokin, dan dengan kerjasama yang baik dari Pak Mandor serta para tukang, awal bulan ini rumah kami telah selesai dan berdiri dengan kokoh. Awalnya kami akan pindahan tanggal 24 Agustus kemarin, tapi karena beberapa hal pindahan resmi pun diundur jadi minggu besok, tanggal 30 Agustus, yang kebetulan bersamaan dengan ulang tahun si suami yang  cerewet baik hati.


 

Pasang gorden duluuu...

Meskipun pindahan resmi baru minggu besok, kami tetap bersih-bersih dan mengadakan acara kecil-kecilan khusus keluarga inti sebagai tanda kami pindah. Mama saya memasakan nasi kuning lengkap dan kami makan bersama pertama kalinya di rumah ini.

 Makan nasi kuning bikinan Mama, pertanda kami udah pindah :')

24 Agustus 2014, softlaunching Ika dan Pamulak pindah ke rumah baru. Doakan kami semoga betah, aman, selamat, sejahtera, dan segera mengisi rumah dengan para krucils yaaa.. :D

(Coming soon: Pindahan, Grand Launching)

Thursday, August 14, 2014

Lomba Menghias Tumpeng

Rabu, 13 Agustus 2014, dalam rangka menyambut HUT ke-69 Republik Indonesia dan dalam rangka kegiatan rutin Paguyuban KPP PMB, kami mengikuti kegiatan lomba menghias tumpeng. Panitia kegiatan sudah ditentukan secara bergiliran dan kali ini giliran kelompok 2 (Seksi penagihan, PDI, Wakson 2, dan Fungsional 2)  yang bertugas sebagai panitia.

Baru kali ini saya ikut lomba menghias tumpeng, kelihatannya gampang, tinggal buka contekan gambar tumpeng hias di google dan meniru kira-kira mau dibuat seperti apa. Tetapi kenyataan di lapangan berbeda jauh. Dengan waktu terbatas dan anggota sebanyak 8-10 orang yang umpel-umpelan menghias 1 tumpeng, alhasil jadilah tumpeng-tumpeng dengan hiasan yang ajaib.

Selain itu, kelompok saya sempat kehilangan pisau sewaktu lomba dimulai, hahaha.. Kelompok lain sudah mulai heboh memotong-motong sayuran, eh kelompok saya malah ribut nyari pisau. Hal ini terjadi karena sebelum lomba menghias tumpeng, salah satu anggota kelompok mengikuti lomba mengupas apel dan anggota kelompok saya malah lupa pisaunya diletakkan dimana setelah lomba selesai, padahal itu pisau satu-satunya di kelompok kami T_T

 Bahan-bahan dan peralatan untuk menghias tumpeng

Waktu 30 menit pun tidak terasa. Di kelompok kami hanya 2 orang anggota yang wanita, yaitu saya dan Aulia. Eh 1 lagi deh, ditambah 1 orang anak magang, selain itu bapak-bapak semua. Jadilah kami berbagi tugas, ada yang ngurusin timun, ada yang mengepang kacang panjang untuk dibuat pagar-pagaran, ada yang buat hiasan dari wortel, cabai, dan yang lain menyusun lauk-lauk di tampah. Lumayan hectic, jadi bingung wortelnya mau diapain, ujung-ujungnya dipotong bentuk bunga aja, terus timun juga bentuk bunga, tomat bentuk bunga, cabai juga bentuk bunga, lah semuanya jadi bentuk bunga -__-" biarin deh, yang penting tumpengnya jadi ramai dan meriah. Di menit-menit terakhir, untuk finishing kami buat angka 69 (melambangkan HUT ke-69) dari kacang panjang dan bunga cabe di puncak tumpeng, dan tadaaaaaa...jadilah tumpeng dari kelompok 13:


 Tumpeng punya kelompok 13. Ternyata hiasan tomat karya saya hasil nyontek dari google keliatan lumayan kece kalo difoto *aslinya mah kagak :p

Setelah waktu selesai, semua hasil karya kelompok dijejerkan untuk dinilai oleh dewan juri. 13 tumpengnya cantik-cantik, dan kelihatannya semua mirip-mirip menurut saya :D


 
13 tumpeng peserta lomba

Setelah semua dinilai, pemenang pun diumumkan, dan kelompok saya tidak termasuk jadi 3 pemenang. Gak apa-apa gak menang, yang penting sudah seru-seruan. Setelah itu, semua dipersilakan makan tumpeng kelompoknya masing-masing (setelah hiasan-hiasannya dilepas dan kebanyakan nggak dimakan karena sudah dipegang banyak orang, sayang ya) hehehe...





Monday, August 11, 2014

Trik Mengelola Online Shop di Instagram

Sudah hampir 4 bulan ini saya mengelola sebuah onlineshop. Ya, akhirnya punya onlineshop kecil-kecilan, sesuai dengan salah satu resolusi tahun ini. Hehe...

Berawal dari melihat peluang pasar yang cukup besar di instagram yang ditandai dengan maraknya onlineshop bagaikan jamur di musim hujan, saya jadi tertarik untuk punya onlineshop sendiri. Berhubung dari kecil saya sudah sering kali berjualan, mulai dari jualan gelang manik-manik (waktu SD), jualan CD MP3 sesuai order teman-teman dan gelang handmade (waktu SMA), jualan oriflame dan buku USM STAN (waktu kuliah), sampai jualan kain lurik dari Klaten. Nah yang terbaru dan menjadi komoditas onlineshop saya kali ini yaitu jilbab :)

Jaman sekarang ini bisa dibilang menjual sesuatu itu sangat mudah seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan media sosial. Mau jual rumah, mobil, tanah, perabot rumah tangga, fashion, bahkan makanan sudah bisa lewat internet. Tinggal pasang iklan di tokobagus, berniaga, kaskus, atau bahkan facebook sekalipun ada saja pembeli yang menghubungi. Apalagi setahun belakangan ini saya lihat onlineshop di instagram semakin banyak saja.

Onlineshop di Instagram yang semakin ramai

Membuat onlineshop di instagram memang sangat mudah. Berikut beberapa trik membuat dan mengelola onlineshop di Instagram:

1. Buat akun instagram
Usahakan buat nama username yang unik dan mudah diingat, jangan tidak terlalu panjang.

2. Foto barang-barang dagangan Anda dan upload di instagram (jika barang yang Anda jual ready stok, namun jika tidak ready stok Anda cukup mengupload gambar contoh barang)

3. Cari follower sesuai target pasar
Cara mendapatkan follower untuk onlineshop kita memang gampang-gampang susah. Mungkin beberapa tips agar orang-orang tertarik mem-follow onlineshop Anda yaitu dengan cara menampilkan gambar-gambar barang yang dijual dengan cara yang menarik. 
Selain itu, usahakan gambar jelas dan asli, bukan asal comot dari tempat orang. Untuk pemula, Anda bisa meng-share akun instagram Anda lewat facebook Anda yang sudah banyak temannya. Cara kedua yaitu dengan mem-follow orang-orang yang kira-kira akan tertarik dengan barang dagangan Anda dan mem-followback.

4. Upload stok dagangan dengan rutin, namun jangan sampai spamming

5. Ikut SFS 
 SFS atau Shoutout for Shoutout ini merupakan cara yang sedang booming di kalangan onlineshop instagram untuk mempromosikan produknya. Sebenarnya sistem sederhananya SFS ini merupakan cara saling mempromosikan sesama onlineshop dengan memposting produk-produk onlineshop temannya yang sama-sama ikut SFS. 
Dengan SFS ini diharapkan mereka saling menarik folllowernya untuk memfollow onlineshop yang dipromosikan. Namun semakin kesini SFS sudah semakin banyak dan terlalu sering sehingga membuat para follower justru bosan dan kesal dengan spamming-spamming iklan.

6. Endorse
Endorse merupakan salah satu cara mempromosikan barang dagangan kita melalui kerjasama dengan selebgram atau artis yang kita tawarkan untuk memakai atau memposting barang dagangan kita di instagram mereka. Jumlah follower yang banyak dari selebgram dan artis tersebut diharapkan akan cukup efektif untuk promosi dan membuat follower merasa tertarik dengan produk yang diendorse.

Demikian beberapa cara awal untuk memulai sebuah onlineshop dan mempromosikan barang dagangan kita. Setelah onlineshop berjalan dan menerima orderan, proses akan semakin beragam, antara lain menerima pesanan, mengecek stok, mengecek transferan, packing, dan pengiriman. Semakin banyak customer maka akan semakin butuh tenaga untuk mengelola onlineshop tersebut. Akan tetapi, mengelola sebuah onlineshop akan menjadi sangat menyenangkan jika sejalan dengan hobi kita :)

Friday, March 28, 2014

Annual Life-Update

Kayak laporan keuangan aja ya keluarnya annually alias tahunan. Hehe.. Ya, sudah setahun, bahkan lebih, saya tidak posting di blog ini. Entah kenapa hidup menjadi begitu sibuk dan hiruk pikuk. Tsaaah..

Insya Allah saya mau mulai nulis lagi, itung-itung mengasah otak biar nggak tumpul karena tiap hari tenggelam di tengah lautan berkas.

Sebagai pemanasan, saya rangkum life update selama setahun saya menghilang dari dunia per-blogger-an aja ya, biar pembaca nggak penasaran.. Hohoho...
  1. Maret 2013    : Akhirnya Prajab juga setelah menunggu selama 1 tahun. Alhamdulillaah...
  2. April 2013      : Penempatan Definitif. Ditempatkan di KPP Perusahaan Masuk Bursa.
  3. Mei 2013        : Dilamar sama si Om Pam.. Hihihi.
  4. Juni 2013        : DTSD Pajak di BPPK Purnawarman
  5. Juli 2013         : Kunjungan keluarga ke Klaten
  6. Agustus 2013     : Lebaran
  7. September 2013: Menghitung hari....
  8. Oktober 2013    : Our Wedding (06102013)
  9. November 2013 : Lupa..
  10. Desember 2013  : Make a big decision to choose our first house
  11. Januari 2014       : Tahun baru :p
  12. Februari 2014     : Pindah ke Seksi Pelayanan lagi..
  13. Maret 2014        : Penyampaian batas akhir SPT Tahunan PPh OP yang diundur jadi 30 April 2014 jika lapor melalui e-filling..
Biarin deh yang terakhir maksa banget. Hehehe.. Welcome back to my blog, and explore it.. :)
 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com