Pages

Saturday, December 6, 2014

Couple Trip: Malang, Batu, Bromo (Bagian 1: Kota Malang)

Sudah lama sebenarnya saya ingin wisata ke kota Malang dan Bromo, namun baru bulan November kemarin saya dan suami bisa kabur sebentar dari kesibukan kantor untuk mengambil cuti dan jalan-jalan. Kali ini tujuan kami adalah menjelajah kota Malang, Batu, dan terakhir ke Gunung Bromo.

Kira-kira dua minggu sebelum keberangkatan kami baru mencari tiket kereta. Kami naik kereta Mataramaja, yang ekonomis alias murah saja ;) Alhamdulillah tiket masih tersedia, meskipun agak kecewa karena pulangnya kami harus beli dua tiket untuk kereta yang sama dengan keberangkatan Malang-Solo Jebres dan Solo Jebres-Jakarta karena tiket langsung Malang-Jakarta sudah habis terjual. Sebenarnya aneh, padahal kursi yang kami duduki dari Malang, yang seharusnya diisi penumpang lain dari Solo, justru tetap kosong sampai ke Jakarta :(

Kami berangkat dari rumah naik motor ke Stasiun Senen, selanjutnya motor kami titipkan di penitipan selama 4 hari kami pergi dengan biaya penitipan Rp5.000 per hari. Sampai di stasiun Pasar Senen sekitar pukul 2 siang sehingga waktu agak longgar untuk makan siang dulu sambil menunggu kedatangan kereta Matarmaja.

Tidak berbeda jauh dari jadwal, mendekati pukul 15.30, kereta Matarmaja pun tiba dan siap-siap untuk berangkat. Oh iya sekedar tips dari saya, jika memesan tiket kereta ekonomi lewat website KAI, jangan terkecoh ketika memilih tempat duduk. Meskipun dalam gambar susunan tempat duduk adalah AB (2 tempat duduk) dan CDE (3 tempat duduk), namun kenyataannya susunan yang benar adalah ABC-DE. Jadi yang ingin duduk berdua saja, pilihlah kursi DE, sedangkan yang bertiga pilih kursi ABC.

Kami tiba di Stasiun Malang sekitar jam 7 pagi, agak ngaret dari jadwalnya. Kami pun langsung keluar Stasiun untuk menunggu orang yang mengantarkan motor yang akan kami sewa. Setelah kami mendapat motor sewaan, tujuan pertama adalah Masjid Agung kota Malang. Suami mengajak kami ke Masjid dulu untuk sholat Dhuha, numpang bersih-bersih, cuci muka (atau mandi), berhubung kami hari pertama kami booking hotel di daerah Batu dan baru boleh check in jam 12 siang.

Dilarang (numpang) Mandi!

Tapi sayangnya kami kecewa ketika tiba di Masjid Agung kami disambut seorang satpam di gerbang yang sangat ketus menanyakan kami mau ngapain. Sebegitu mencurigakankah sepasang suami istri datang ke masjid dengan menggembol tas ransel besar? :( Suami saya pun menjawab mau sholat Pak, kemudian kami masuk. 

Ternyata, di toilet dan tempat wudhu saya bertemu dengan yang lebih galak dari satpam di depan. Ketika saya bertanya dimana toilet kepada seorang Ibu yang sedang membersihkan tempat wudhu, Ia langsung berkata "Ora adus yo Mba.. " (jangan mandi ya mba) Huhu.. sebeeel.. sampai ketika saya mau masuk toilet, saya disuruh meletakkan tas ransel saya di luar pintu karena Ia takut kalo saya mandi. Jadilah saya hanya cuci muka saja, itu pun buru-buru karena si Ibu memanggil-manggil saya, "Mba.. ora adus yoo.." :(

Masjid Agung Kota Malang

Bakso Bakar Pak Man 
 
Setelah sholat Dhuha dan istirahat sebentar di Masjid, kami pun melanjutkan perjalanan untuk wisata kuliner ke bakso bakar Pak Man. Dengan berbekal google map, kami berhasil menemukan tempat  kuliner yang sudah lumayan terkenal ini. Ternyata letaknya di komplek perumahan, dekat SMP. Meskipun begitu, sepertinya bakso bakar Pak Man ini menjadi salah satu tempat nongkrong dan kumpul-kumpul anak muda di Malang. 

Selain bakso bakar, Pak Man juga menyediakan bakso kuah, mungkin di Jakarta inilah yang sering disebut bakso Malang. Kami mencoba kedua menunya. Bakso kuahnya enaak, tapi bakso bakarnya super pedeeeees sampai yang kerasa cuma pedesnya aja. :'D

Harga bakso bakarnya per porsi Rp20.000 isi 10 buah, dan bakso kuah Rp2.000 per buahnya. Lumayan mahal, tapi rasa cukup menantang bagi yang suka pedas.

Toko Oen

Ini dia yang paling saya tunggu dari jauh-jauh hari rencana ke kota Malang: mencoba es krim di Toko Oen. Penasaran rasanya sejak saya lihat liputannya di tv. Ternyata letak toko yang menjual es krim hand made dari zaman Belanda ini tidak terlalu jauh dari stasiun, hanya sekitar 5 menit. Letaknya juga pas di pinggir jalan, shingga sangat mudah ditemukan.

Ketika sampai di Toko Oen, kami merupakan satu-satunya pengunjung yang datang saat itu, maklum lah karena kami datang pagi hari di hari kerja. Toko pun kelihatannya belum lama buka, jadi petugas masih bersiap-siap. Beberapa saat kemudian barulah datang pengunjung lainnya.

 
Toko Oen, Kota Malang

Interior Toko Oen memang orisinil masih merupakan interior jaman Belanda. Ruangannya, kursi dan meja, bahkan seragam petugasnya pun seperti suasana tempo dulu. Bahkan menurut saya, seragam mbak-mbaknya itu seperti seragam yang ada di cerita-cerita jaman Belanda dulu. Hehe..

Selain es krim, Toko Oen juga menyediakan minuman dan roti. Harga mulai 15 ribu sampai puluhan ribu. Saat itu saya memesan banana split yang harganya Rp40.000 per porsi (dimakan berdua, hahaha). Rasanya ternyata memang enak.. mirip seperti es krim Ragusa di Jakarta. Terasa susunya, tapi tidak kental. Tekstur butiran esnya juga terasa sekali. Enak pokoknya! :)




Setelah mencicipi beberapa kuliner di kota Malang, saatnya kami bersiap-siap untuk menuju kota Batu karena penginapan hari pertama kami ada di sana. Jarak Malang ke Batu tidak terlalu jauh sehingga masih dapat kami tempuh menggunakan motor sewaan dalam waktu sekitar satu jam saja :)








1 comments:

Anonymous said...

Click to join our website ..
)) HTTPS://WWW.SiLEBOOK.COM ...
wITH GREAT FEATURES ..,..
THANKSSS

 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com