Pages

Wednesday, September 3, 2014

Kisah Dibalik Rumah Cendana

Beberapa minggu sebelum hari pernikahan, waktu itu kami mulai mencari-cari rumah kontrakan untuk tinggal. Suami tidak mau tinggal serumah dengan orangtua saya, agar lebih mandiri. Saya manut aja, karena saya pikir dengan pisah rumah dari orangtua kami akan belajar untuk mandiri. 

Salah syarat kontrakan rumah dari saya yaitu kalo bisa jangan kontrakan petak karena bingung jika ada keluarga datang dan menginap akan tidur dimana. Muter-muterlah suami ke sekitar PJMI, Pondok Safari, Ceger, sampai Jalan Bonjol. Ada beberapa nominasi rumah yang akan kami kontrak saat itu, salah satunya sebuah rumah berwarna pink di ujung tanjakan, Jalan Cendana, Pondok Safari.

Pertama kali dikirimkan foto-foto rumah tersebut, saya agak sedikit ragu. Kok dalamnya berantakan, kok udah tua rumahnya, kok kotor :( Tapi setelah diajak melihat langsung dari depan, hmm.. ya tidak terlalu buruk. Apalagi pemilik rumahnya mau merapikan bagian-bagian rumah seperti yang kami minta, antara lain mengecat dinding yang belum selesai dan memperbaiki plafon kamar.

Ternyata kami berjodoh dengan rumah itu. Rumah berwarna pink di ujung tanjakan, Jalan Cendana. Tempat pertama yang kami tuju setelah acara pernikahan kami selesai. Rumah tinggal pertama kami setelah menikah. Tempat kami pertama kali belajar berkeluarga. Tempat kami mengerjakan hal-hal yang masing-masing kami senangi: suami main game, saya ngemil dan tidur. Serta kami belajar membangun bisnis kami masing-masing, suami rapat dengan teman-teman bimbel, saya sibuk melipat jilbab-jilbab dagangan.

 Rumah Cendana, Ika, dan Pamulak

Rumah Cendana memiliki banyak cerita, banyak kenangan untuk kami, meskipun hanya kurang dari setahun kami menempatinya. Cerita tentang saya yang berburu kecoak dan suami kebagian bersih-bersih kotoran tikus (ini yang paling saya sebelin, ternyata karena ini rumah tua jadi banyak tikusnya T_T). Ada juga cerita suatu malam, ketika tetangga sebelah semua kosong dan sepiiii sekali saya yang belum tidur mendengar suara ciiit...ciiiit...ciiit.. seperti anak ayam langsunglah saya ngibrit ke kamar karena di depan rumah kami kebetulan ada rumah tua yang sudah bobrok dan tidak ada yang menempati, jadi saya berpikiran macam-macam deh.. hiiiiiiih... Alhamdulillah Rumah Cendana juga sudah sering dikunjungi teman-teman kami, bahkan ada pembeli jilbab yang langsung datang setiap minggu ke rumah kami.

06 Oktober 2013-31 Agustus 2014. Terimakasih Rumah Cendana yang telah memberikan segudang cerita untuk dikenang sampai kami kakek nenek nanti.

1 comments:

vie said...

mbak,,apa rumahnya sekarang masih dikontrakkan? kebetulan saya masih mencari rumah kontrakan karena dierima d4 tahun ini
:)

kalau ada CP nya boleh kirim ke octcha1@gmail.com
terima kasih
:)

 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com