Pages

Sunday, July 17, 2011

Happy Ending Margacinta

Lagi-lagi kisah tentang Margacinta. Belum berakhir? Ya. Hari Kamis, 14 Juli 2011, tepat 2 bulan setelah kisah KTTA kami di Margacinta, akhirnya kami kembali ke sana. Memang dari dulu kami berniat untuk berkunjung lagi ke rumah Dosen Pembimbing kami di Margacinta untuk bersilaturahmi jika sudah wisuda nanti. Tapi kenyataannya kami ke sana lebih cepat dari yang direncanakan: untuk meminta tanda tangan di lembar persetujuan dan penilaian pada KTTA versi hardcover nantinya.

Perlu diketahu bahwa batas pengumpulan KTTA versi harcover adalah tanggal 18 Juli 2011 besok. Kurang beberapa hari lagi, sedangkan dosen pembimbing saya dikabarkan masa pensiunnya dipercepat karena beliau sakit. Maka dari tu, kami sekelompok harus kembali ke Margacinta, Bandung untuk meminta tanda tangan Pak Dosbing tercintah :D.

Seperti perjalanan sebelumnya, kami berangkat bersama ke Bandung dengan menyewa mobil. Kami berangkat sekitar pukul 9 pagi. Di perjalanan, Ilham mencoba menghubungi Pak Dosbing, dan ternyata tumben sekali beliau mengangkat teleponnya. Beliau bilang bahwa di atas jam 11 mungkin beliau tidak bisa karena istri Pak Dosbing kami tersebut harus pergi ke kantor sehingga di rumah tidak ada orang. Ya, Ilham pun menyanggupi untuk sampai di sana pukul 11. Padahal pada saat itu kami baru masuk tol Bintaro. Akankah kami menempuh Bintaro-Bandung dalam waktu 2 jam saja? Kita lihat kelanjutannya... :D

***

Keajaiban pun datang. Pukul 11.10 entah-bagaimana-caranya tiba-tiba kami sudah sampai di depan rumah Pak Dosbing. Tapi ternyata sepi sekali di sana. Ilham ketok-ketok pintunya, pencet bel, tapi tak ada jawaban. Anggota kelompok lainnya? selonjoran di teras depan rumah Pak Dosbing menyemangati si Ilham. :P

Kami tunggu semenit..dua menit..tiga menit.. tak kunjung ada jawaban. Kami memutuskan untuk menunggu saja. Akhirnya setelah sekitar setengah jam, Ibu datang, pintu terbuka, Pak Dosbing pun menyambut kami. Senangnya.. ^^. Di dalam rumah, kami mengobrol santai dengan Beliau, Beliau tampak agak kurusan tapi terlihat lebih segar dari saat kami ke sana sebelumnya. Pak Dosbing menanyakan kabar penutupan program D3 STAN, serta mengutarakan pendapatnya yang sangat brilian menurut saya. Pembicaraan yang sangat menarik. Kami pun disuruh mengumpulkan lembar-lembar yang harus ditandatangani dan beliau menandatanganinya satu per satu.

Yup. KTTA done. Tinggal di-hardcover. Setelah ngobrol beberapa lama adegan terakhir sangat mengharukan. Pak Dosbing meminta kami berdelapan menuliskan nama dan tanda tangan di selembar kertas, kata beliau untuk kenang-kenangan ;'). Setelah itu kami pun berfoto bersama di depan rumah beliau. What a sweet moment with them :)



Baim, Rara, Ilham, Indro, Indra, Jerry, Ika, Ichsan.
Pak Qeys beserta istri

Inilah potongan cerita dalam proses penyusunan KTTA kami. Kisah yang cukup panjang, suka, suka, susah, dan berakhir bahagia. :')

***

Dari Margacinta, kami berencana pergi ke Dago. Tetapi sayangnya, setelah kami selesai makan siang, justru hujan turun sangat deras. Tidak memungkinkan untuk main-main dulu. Dengan berat hati, kami pulang ke Jakarta.

Kesalnya, waktu sampai tol ternyata cuaca malah cerah sekali. Nyesel lah langsung pulang, tapi udah terlanjur. Akhirnya kami putuskan untuk pergi ke Masjid Kubah Emas di Depok sekalian shalat Ashar dan Maghrib. Kalo di perjalanan ke Margacinta yang lalu kami akhiri di Masjid At ta'awun, Puncak, perjalanan kali ini kami akhiri di Masjid Kubah Emas, Depok.




This is not the end of our story, but just a little piece of it.



0 comments:

 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com