Pages

Monday, July 4, 2011

Kisah Malang Miki dan Mini.


Cukup lama nggak posting di blog. Kali ini saya membawa berita duka. Masih ingat kan posting saya sebelumnya tentang dua ekor burung puyuh peliharaan saya? Nah, akhirnya mereka saya beri nama: Miki yang jantan, Mini yang betina. Karena saya belum juga mendapatkan kandang yang pas untuk mereka, saya akhirnya masih menggunakan sebuah kardus untuk tempat berlindung mereka di malam hari, sedangkan pada siang hari Miki dan Mini saya lepaskan di halaman depan rumah.

Sampai suatu hari, ketika saya pergi ke tukang jual makanan ternak, saya melihat ada sebuah kurungan ayam kecil yang terbuat dari bambu. Terbesit pikiran untuk membeli kurungan ayam itu untuk si Miki dan Miini, dan akhirnya benar-benar saya memboyong pulang kurungan ayam tersebut menggunakan motor.

Esok paginya, saya masih tidur ketika tiba-tiba terdengar suara mama jerit-jerit di luar. Ternyata lagi heboh mengeluarkan si Miki dan Mini dari kardus. Akan tetapi, tiba-tiba kedua puyuh itu meloncat keluar dan agak hiperaktif, entah kenapa. Sampai akhirnya mama menggunakan kurungan ayam bambu untuk kedua puyuh itu, niatnya biar mereka diam dan makan dulu. Akan tetapi, ternyata perkiraan mama salah. Si Mini langsung loncat-loncat memberontak pada saat dikurung kurungan bambu. Hiperaktif sekali, sampai-sampai kakinya berdarah terkena gesekan bambu dan beberapa hari setelahnya dia berjalan dengan satu kaki. Maaf Mini T__T.

Mini berjalan pincang selama beberapa minggu. Kami sempat beberapa kali mengobati kakinya dengan Betadine, bahkan Babeh mengira kakinya Mini patah karena lukanya menggembung seperti bengkak.

Lambat laun kaki Mini mulai pulih. Meskipun masih jalan terpincang-pincang, tetapi ia mulai bisa menggunakan kakinya yang sakit. Saya juga heran kenapa Miki dan Mini jadi sangat hiperaktif semenjak mereka diberi makan lipur. Apakah mereka salah makan?

Kehiperaktifan merekan menyebabkan hal yang semakin fatal. Hari tu, pagi-pagi, tiba-tiba Miki bisa terbang sampai meloncati pagar rumah saya yang tingginya sekitar 1,8 meter. Mama heboh lagi, tapi untungnya Miki masih bisa ditangkap. Lega. Sementara. Sampai siang harinya ketika saya pulang kuliah, saya tidak menemukan Miki lagi. Ya, Miki hilang. Mungkin dia terbang dan tidak ada yang melihat. Saya mencarinya sampai keliling taman dan SD di depan rumah saya, tapi nihil. Miki hilang. Maaf Miki T__T.

Mini menjanda. Ia sendiri, gak ada teman. Tapi kakinya semakin pulih. Ia bisa bermain-main mengorek-ngorek tanah lagi. Kebiasaannya ketika siang ia bermain di pojok halaman, dan ketika sudah sore, ia ke tengah halaman, seperti sudah mengerti saatnya kembali ke kandang kardus (sejak insiden kaki Mini, kurungan ayam tidak pernah saya gunakan lagi).

Siapa sangka ternyata nasib Mini akan berakhir dengan tragis. Berakhir untuk selamanya. Malm itu, Mini belum dimasukkan. Kebetulan ada teman saya (yang dulu memberikan Miki dan Mini untuk saya) sedang di rumah. Ketika teman saya akan pulang, dia berniat memasukkan Mini ke kardus. Teman saya pun mencarinya ke pojok halaman rumah kami yang cukup gelap, diikuti saya di belakangnya. Namun Mini tidak ada. Sampai saya menyadari suatu bunyi yang aneh "crek...". Saya belum ngeh sampai saya melihat sesuatu yang sangat mengenaskan...Mini sekarat...terinjak oleh saya. ASTAGFIRULLAH... Saya langsung teriak, gak peduli saat itu sudah malam. Sampai Mama dan Babeh kaget, mereka langsung keluar melihat apa yang terjadi.

Teman saya langsung mengangkat badan Mini, lehernya lemas, seperti patah. T____T Ya Allah, nggak tega banget ngeliatnya. Beberapa menit kemudian Mini gak bergerak lagi, mati. Nyesek. Nyesel banget. Kenapa saya gak hati-hati sampai bisa-bisanya menginjak burung puyuh peliharaan saya sendiri.. Nyesel senyesel-nyeselnya T____T

Saya merasa berdosa banget udah menginjak Mini sampai mati seketika. Tapi gak bisa apa-apa lagi. Mininya sudah mati. Babeh langsung menguburnya di taman depan rumah. Maaf Mini T___T

Kejadian ini mirip dengan kejadian beberapa tahun lalu ketika saya tidak sengaja menggencet kura-kura brazil peliharaan kakak saya di pintu, sampai ususnya terburai.

Astagfirullahaladziim...mungkin untuk beberapa waktu yang cukup lama saya nggak akan melihara apa-apa dulu. Saya trauma..

0 comments:

 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com